Israel Panggil 60.000 Tentara Cadangan, Netanyahu Ngotot Kuasai Gaza

18 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan ribu pasukan cadangan Israel mulai dipanggil kembali ke medan tempur pada Selasa (2/9/2025), sebagai bagian dari persiapan ofensif baru untuk merebut Gaza.

Langkah ini diambil meskipun peringatan keras datang dari pucuk pimpinan militer Israel sendiri, sementara serangan udara dan artileri terus menewaskan warga sipil di seluruh Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 100 orang tewas dalam serangan Israel pada hari yang sama, 35 di antaranya di Gaza utara. Di sisi lain, Radio Militer Israel menyebutkan bahwa sekitar 40.000 pasukan cadangan dipanggil untuk memperkuat operasi.

Adapun laporan lainnya menyebut tentara cadangan yang dipanggil mencapai 60.000 personel.

Rencana ofensif ini sudah disetujui bulan lalu oleh kabinet keamanan Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tujuannya adalah memperluas kampanye militer yang telah berlangsung hampir 2 tahun untuk menguasai sepenuhnya Gaza.

Kota ini sebelumnya pernah menjadi ajang pertempuran sengit antara pasukan Israel dan Hamas pada fase awal perang. Hingga kini, Israel telah menguasai sekitar 75% wilayah Gaza.

Namun, di balik keputusan tersebut, muncul ketegangan tajam antara Netanyahu dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Eyal Zamir. Dalam pertemuan kabinet pada Minggu malam, Zamir memperingatkan bahwa serangan besar-besaran ke Gaza berisiko membahayakan nyawa para sandera yang masih ditahan Hamas, sekaligus memperberat beban pasukan yang sudah terforsir.

Menurut empat menteri dan dua pejabat militer yang hadir, adu argumen keras tak terhindarkan antara para menteri yang mendorong percepatan operasi dan Zamir yang mengimbau agar para politisi mengejar kesepakatan gencatan senjata.

Netanyahu sebelumnya, pada 20 Agustus, mengumumkan telah memerintahkan percepatan operasi militer ke Gaza. Namun sehari kemudian, pihak militer menegaskan operasi tak mungkin segera dimulai karena risiko terhadap sandera dan kebutuhan logistik, setidaknya dua bulan ke depan.

Seorang pejabat pertahanan dan sumber dekat Netanyahu menyebutkan militer meminta tambahan waktu agar bantuan kemanusiaan dapat menjangkau warga Gaza yang dilanda kelaparan.

Di lapangan, kebijakan pemerintah menuai kritik dari sebagian pasukan cadangan. Survei menunjukkan banyak di antara mereka tidak puas dengan rencana kabinet yang dianggap tidak memiliki strategi jelas, baik dalam target kemenangan maupun rencana pascaperang.

"Saya merasa apa yang saya lakukan tidak memberikan tekanan signifikan agar Hamas membebaskan sandera," kata seorang prajurit cadangan yang bertugas sejak 7 Oktober 2023, dikutip Reuters.

Meski Zamir kerap mengemukakan keraguannya terhadap operasi baru ini, ia menegaskan di hadapan pasukan cadangan di sebuah pangkalan bahwa militer tetap bersiap untuk kemenangan mutlak.

"Kami mempersiapkan kelanjutan perang; kami akan meningkatkan dan memperluas serangan operasi kami, dan itulah alasan kalian dipanggil," ujarnya.

"Kami sudah memulai operasi darat di Gaza - jangan salah paham," tambah Zamir. "Kami telah memasuki area yang sebelumnya belum pernah kami masuki."

Sementara itu, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Organisasi internasional memperingatkan bahwa kondisi warga sipil makin mengkhawatirkan, dengan kelaparan meluas dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal akibat gempuran tanpa henti.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ratusan Eks Mossad Teriak, Minta Netanyahu Hentikan Serang Gaza

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |