
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
ACEH TAMIANG (Waspada.id): Nafisha Zahra, 18, warga Dusun Melati, Kampung Bukit Tempurung, Kecamatan Kota Kualasimpang yang terpilih sebagai Dara Aceh Tamiang dalam ajang Bujang Dara tahun 2025 yang dilaksanakan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tamiang beberapa waktu lalu.
Nafisha Zahra yang saat masih menima ilmu S1 Pendidikan Kedoktoran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh yang berhasil meraih finalis Dara Aceh Tamiang dan David Ghalib, warga Kampung Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu menjadi finalis Bujang Aceh Tamiang tahun 2025, David Ghalib masih menempuh Pendidikan di STAI Aceh Tamiang. Penobatan keduanya sebagai Bujang Dara dilakukan langsung oleh Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi pada Rabu (30/7) malam di aula SKB Karang Baru.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Terpilih sebagai finalis hingga menjadi juara dalam ajang Bujang Dara Aceh Tamiang adalah sebuah kehormatan, sekaligus tanggung jawab besar bagi saya,” kata Nafisha Zahra kepada Waspada Sabtu (1/8) sembari menyampaikan, prestasi yang diraih ini bukan sekadar tentang selempang atau panggung, tetapi tentang bagaimana mereka, generasi muda mampu menjadi wajah daerah yang tidak hanya membawa identitas budaya, tapi juga membawanya menuju kemajuan.
Nafisha mengutarakan, melalui ajang ini telah membuka mata baginya, bahwa menjadi Duta wisata dan budaya (Bujang Dara) bukan hanya bicara di atas panggung, tapi tentang konsistensi turun kelapangan, memahami akar, dan berinovasi dari tradisi. “Ajang ini sangat luar biasa bagi saya,” tegas Nafisha.
Di mana dirinya dipertemukan dengan anak-anak muda hebat dari berbagai penjuru Aceh Tamiang yang memiliki semangat, potensi, dan mimpi besar untuk daerah ini. “Kami belajar, bukan hanya tentang budaya, public speaking, atau catwalk. tapi juga belajar saling menghargai, saling menginspirasi dan tumbuh bersama,” ucapnya sembari senyum.
Kendatipun meraih finaslis terbaik, Nafisha dengan penuh semangat menyampaikan untuk generasi muda Aceh Tamiang jangan pernah meremehkan asal-muasal kita. “Budaya bukan hanya warisan, budaya adalah senjata kita menghadapi globalisasi, saat kita mengenal akar kita, kita akan tahu ke mana arah kita bertumbuh,” pesannya.
Nafisha bertekad dengan penuh harapan, amanah yang sudah diterimanya tersebut tidak berakhir di malam penobatan. “Saya ingin menjadi penggerak yang nyata, bekerja sama dengan dinas terkait, memaksimalkan potensi wisata Aceh Tamiang Tamiang, mengenalkan budaya lokal ke dunia luar dengan cara-cara yang kreatif, inovatif, dan tetap berlandaskan nilai kearifan lokal,” sebutnya seraya menyatakan kembali bahwa Bujang Dara bukan hanya dilihat dari selempang, melainkan dari seberapa besar bisa membuat budaya tidak hanya dikenal, tetapi dicintai.(id76)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.