Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja emiten rumah sakit (RS) menunjukkan gambaran yang beragam.
Di satu sisi, pemain big cap seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) sukses mencetak laba jumbo dengan margin impian. Di sisi lain, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) justru tampak mengalami "sakit gigi" operasional di mana labanya tergerus.
Namun, cerita paling dramatis datang dari emiten skala menengah dan kecil. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) secara impresif berhasil "bangkit dari kubur", membalikkan kerugian besar tahun lalu menjadi laba di periode ini.
Berikut adalah rangkuman data kinerja dan valuasi kelima emiten tersebut berdasarkan laporan keuangan 9 bulan 2025 dan harga saham per penutupan 14 November 2025.
Berikut adalah cerita yang disajikan oleh laporan keuangan masing-masing emiten:
MIKA (Mitra Keluarga) Mesin Laba yang Efisien
MIKA menampilkan potret bisnis yang dikelola dengan disiplin dan efisiensi luar biasa. Emiten ini mungkin bukan yang terbesar dari sisi pendapatan, namun merupakan juara profitabilitas yang tak terbantahkan.
Faktanya, laba bersih 9 bulan MIKA (Rp 1,017 Triliun) lebih besar dari gabungan laba SILO (Rp 761 Miliar) dan HEAL (Rp 356 Miliar). Dari setiap Rp 100 pendapatan, Rp 25,6 bersih masuk ke kantong perusahaan (NPM 25,6%).
Kekuatan MIKA terletak pada neracanya. Dengan ekuitas Rp 7,8 Triliun, total liabilitasnya hanya Rp 1,1 Triliun. Emiten ini memiliki "benteng" kas dan investasi jangka pendek sebesar Rp 2,47 Triliun, yang berarti mampu melunasi seluruh utangnya hari ini dan masih memiliki sisa kas triliunan.
Pasar sangat menghargai kualitas ini, sehingga MIKA dihargai paling premium dari sisi aset (P/B 5,12x). Namun, karena laba mereka sangat besar, valuasi P/E mereka (26,2x) justru yang paling "wajar" di antara tiga emiten besar. MIKA adalah blue chip di sektor ini, dihargai untuk kepastian dan profitabilitas superior.
SILO (Siloam) Pemimpin Pasar Skala Nasional
SILO memegang status sebagai "raksasa" di industri ini. Kisahnya adalah tentang skala dan jangkauan. Dengan total aset Rp 13,9 Triliun dan pendapatan 9 bulan yang tembus Rp 9,4 Triliun, SILO adalah yang terbesar di grup ini.
Emiten ini ibarat "kapal induk" yang stabil. Profitabilitasnya (NPM 8,1%, ROE 10,9%) memang tidak setinggi MIKA, namun solid. SILO membuktikan mampu mengelola jaringan rumah sakit yang begitu masif di seluruh Indonesia sambil tetap mencetak laba yang sehat dan bertumbuh (laba induk naik dari Rp 635 Miliar ke Rp 761 Miliar).
Valuasi SILO (P/E 31,3x) mencerminkan posisinya sebagai pemimpin pasar yang matang dan dapat diandalkan.
HEAL (Hermina) Penantang yang Sedang
HEAL merupakan penantang serius di liga utama. Namun, laporan Q3 2025 menceritakan adanya tantangan operasional.
Meskipun pendapatan berhasil tumbuh sedikit (dari Rp 5,02 T ke Rp 5,29 T) , laba bersih HEAL justru tergerus, turun dari Rp 468 Miliar pada 2024 menjadi Rp 356 Miliar di 2025. Ini mengindikasikan adanya "sakit gigi" di sisi biaya. Beban pokok penjualan (COGS) naik lebih signifikan , yang memangkas margin laba (NPM) mereka menjadi hanya 6,7%.
Di sinilah letak anomali valuasinya. Meskipun kinerjanya sedang turun, valuasi HEAL tergolong tinggi (P/E 46x). Hal ini menunjukkan bahwa pasar masih sangat optimis.
Terdapat ada narasi di luar laporan keuangan yang dipegang investor-kemungkinan besar adalah ekspektasi dari ekspansi rumah sakit baru dan sentimen kuat dari investor besar seperti grup Astra dan Djarum yang berada di belakangnya.
Kisah Turnaround: SAME & CARE Bangkit
Cerita paling dramatis justru datang dari emiten yang lebih kecil, yang berhasil membalikkan kerugian menjadi keuntungan.
SAME adalah kisah comeback yang impresif. Laba bersih 9 bulan emiten ini meroket hampir 10 kali lipat dari rugi Rp 3,4 Miliar di 2024 menjadi laba Rp 32,9 Miliar di 2025. Meskipun skala labanya masih kecil (ROE 1,1%), arah perubahannya sangat positif. Dari sisi valuasi aset (P/B 1,41x), ini adalah saham termurah di grup ini.
CARE adalah sebuah revolusi fundamental. Perusahaan berhasil membalikkan kerugian besar Rp 69 Miliar di 2024 menjadi laba tipis Rp 2,3 Miliar di 2025. Namun, valuasi perusahaan ini menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
Mengurai PE Ratio 'Sakti' CARE 3.407x
Valuasi P/E CARE yang menembus 3.407x bukanlah sebuah kesalahan ketik. Angka ekstrem ini muncul karena laba bersih perusahaan (Earning) sangat tipis dibandingkan dengan valuasi pasarnya (Price).
Laba bersih 9 bulan CARE hanya Rp 2,313 Miliar. Jika disetahunkan, labanya hanya sekitar Rp 3,1 Miliar. Dengan harga Rp 316 dan 33,25 miliar saham beredar, kapitalisasi pasar CARE mencapai Rp 10,5 Triliun.
Pasar jelas tidak menilai CARE berdasarkan laba Rp 3 miliar/tahun. Investor bersedia membayar Rp 10,5 Triliun karena mereka bertaruh pada cerita masa depan: potensi dari total asetnya (Rp 4,19 Triliun) dan fakta bahwa perusahaan memiliki 28 anak usaha, di mana sebagian besar statusnya masih belum beroperasi. Ini adalah pertaruhan murni pada potensi ekspansi di masa depan.
Proyeksi Emiten
MIKA (Kualitas Premium): Menjadi pilihan bagi investor yang mencari kualitas dan profitabilitas superior. Valuasi P/B 5,12x terjustifikasi oleh ROE 19,6% dan P/E 26,2x.
SILO (Pilar Stabilitas): Pilihan bagi investor yang mencari stabilitas dan eksposur terbesar di sektor ini. Valuasi P/E 31,3x wajar untuk pemimpin pasar.
HEAL (Menunggu Pembuktian): Valuasi P/E 46x saat ini terlalu mahal untuk kinerjanya yang sedang menurun (ROE 8,5%). Pasar perlu menunggu bukti perbaikan efisiensi operasional.
SAME (Value/Turnaround): Profil Value/Turnaround. Paling murah dari sisi P/B (1,41x) namun memiliki risiko eksekusi untuk membuktikan pertumbuhan laba yang konsisten.
CARE (Spekulatif Tinggi): Valuasi sangat spekulatif dan murni berbasis "mimpi" masa depan. Laba Rp 2,3 Miliar tidak dapat menjustifikasi kap. pasar Rp 10,5 Triliun. Ini adalah saham high-risk high-reward yang bergantung penuh pada realisasi ekspansi besar-besaran.
-
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls/gls)

2 hours ago
2

















































