IHSG Kembali Dibuka Menguat, Selangkah Lagi OTW ke Level 7.000

14 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengawali perdagangan saham domestik di zona positif dan mulai semakin dekat ke level 7.000. IHSG naik 27,05 poin atau menguat 0,39% ke level 6.925,25 pada pembukaan perdagangan sesi pertama Rabu (7/5/2025).

Sebanyak 222 saham naik, 52 turun, dan 267 tidak bergerak. Nilai transaksi perdagangan sesi pertama mencapai Rp 203 miliar yang melibatkan 234 juta saham dalam 17.727 kali transaksi.

Penguatan ini memperpanjang reli IHSG yang telah menguat dalam delapan hari perdagangan beruntun dan dalam 18 hari perdagangan terakhir, hanya dua kali berakhir di zona merah. Dalam periode yang sama (17 hari perdagangan terakhir) atau sejak akhir perdagangan Rabu, 9 April 2025, IHSG tercatat telah melesat hingga 16%.

Adapun sepanjang periode April 2025, IHSG mencatatkan kenaikan 3,93% dan bertengger di level 6.766,8 pada Rabu (30/4/2025).

Sementara itu, jika melihat secara historis, IHSG selama 10 tahun terakhir pada periode Mei dominan mencatatkan pelemahan, hanya di tahun 2015 dan 2020 IHSG menguat di periode Mei.

Pergerakan pasar keuangan domestik pada hari ini bakal dipengaruhi oleh sentimen dari luar negeri khususnya dari AS soal penantian rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) The Fed yang digelar Selasa-Rabu waktu AS atau Rabu malam hingga Kamis dini hari waktu Indonesia. Selain itu fluktuasi harga komoditas juga ikut menjadi penggerak pasar.

FOMC Meeting

Keputusan FOMC dari The Fed memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan Indonesia. Salah satu dampaknya terlihat pada nilai tukar rupiah, yang dapat mengalami penguatan jika suku bunga The Fed diturunkan.

Hal ini terjadi karena investor global cenderung mencari peluang investasi dengan imbal hasil lebih tinggi di negara berkembang. Namun, ada pula risiko arus modal keluar yang bisa menyebabkan pelemahan rupiah jika investor merasa ketidakpastian ekonomi meningkat.

Selain itu, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh keputusan FOMC. Ketidakpastian terkait kebijakan suku bunga dapat memicu volatilitas pasar saham, di mana investor menyesuaikan strategi investasi mereka berdasarkan proyeksi kebijakan moneter Amerika Serikat. Meskipun penurunan suku bunga sering kali memberikan dorongan positif bagi pasar saham dalam jangka panjang, efek jangka pendeknya bisa cukup fluktuatif.

Selain itu, arus modal asing sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan The Fed. Investor global cenderung menyesuaikan portofolio mereka berdasarkan tingkat suku bunga di Amerika Serikat, yang bisa berdampak pada peningkatan atau penurunan investasi di Indonesia. Ketika The Fed menaikkan suku bunga, aset berdenominasi dolar menjadi lebih menarik, sehingga investor asing cenderung menarik dananya dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebaliknya, jika suku bunga diturunkan, potensi arus modal masuk ke Indonesia bisa meningkat.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25-4,50%, sama seperti sejak Januari. Hanya ada peluang 3,1% bahwa Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga, menurut alat FedWatch milik CME Group, yang memperkirakan pergerakan suku bunga berdasarkan data perdagangan berjangka dana federal.

Harga Emas dan Batu Bara Terbang

Harga emas kembali terbang pada perdagangan kemarin, Selasa (6/5/2025). Emas ditutup menguat 2,91% di posisi US$ 3.430,83 per troy ons sekaligus kembali ke level US$ 3.400.

Emas terbang lebih hampir 6% dalam dua hari terakhir.

Namun, emas ambruk lagi apda hari ini, Rabu (7/5/2025) pukul 05.45 WIB dengan melemah 1% ke US$ 3.395 per troy ons.

Lonjakan harga emas ini tentu akan berdampak positif ke emiten emas sepert PT Aneka Tambang (ANTM), PT Hartadinata Abadai (HRTA), hingga Bumi Mineral Resources (BRMS).

Pesta juga berlanjut ke batu bara.

Harga batu bara menguat 2,5% pada perdagangan Selasa kemarin ke US$ 104,9 per ton. Harga batu bara tak pernah turun selama 10 hari terakhir dan sudah menguat 11,5%.

Harga hari ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2025 atau lebih dari sebulan.

Kenaikan harga batu bara ini menjadi kabar baik bagi sejumlah emiten seperti PT Bukit Asam (PTBA), PT Bayan Resources (BYAN), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) hingga PT Bumi Resources Tbk (BUMI).


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lanjut Reli, IHSG Menguat 1% & Tembus Level 6.900

Next Article IHSG Lesu Pagi Ini, Dibuka Turun 0,13%

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |