
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
TAPAKTUAN (Waspada.id) : Pernyataan Ketua PeTA Aceh, T. Sukandi meminta H. Muzakir Manaf alias Mualem mencopot Zulfadhli alias Abang Samalanga dari jabatan Ketua DPRA terus memantik reaksi kecaman dan kemarahan berbagai kalangan, khususnya eks Kombatan GAM di seantero Aceh maupun KPA luar negeri.
Mantan Kombatan GAM wilayah Lhok Tapaktuan, T. Ajay Heru Zulfikar juga ikut angkat bicara merespon polemik tersebut.
“Kami atas nama mantan kombatan wilayah Lhok Tapaktuan mengecam keras pernyataan Ketua PeTA T. Sukandi,” kata Heru yang secara khusus menghubungi Waspada.id di Tapaktuan, Jumat (5/9).
Sebelumnya, T. Sukandi tokoh sentral PeTA asal Tapaktuan, Aceh Selatan menuding Abang Samalanga telah mengeluarkan pernyataan yang bernada provokatif, sarat emosional yang memalukan menjurus makar konstitusional saat aksi unjuk rasa 1 September 2025 lalu.
Itu sebabnya, Sukandi mendesak Ketua Umum Partai Aceh (PA), Muzakir Manaf alias Mualem segera mencopot Zulfadhli dari kursi Ketua DPRA. Menurutnya, sikap Zulfadhli tidak hanya mempermalukan lembaga legislatif, tetapi juga mencoreng nama besar Partai Aceh sebagai pemenang pemilu.
Menanggapi statemen tersebut, Heru menilai komentar Ketua PeTA itu justru kontraproduktif dan dapat memperkeruh suasana di Aceh. “Jangan memancing dan membangkitkan luka lama berdarah kembali,” tegas Heru.
Eks pasukan GAM wilayah Trumon Raya ini mengaku bahwa pihaknya sangat menyayangkan pernyataan T. Sukandi. Menurutnya, pernyataan itu tak mencerminkan upaya menjaga dan merawat perdamaian yang dicapai melalui tetesan darah, air mata dan nyawa para syuhada rakyat Aceh.
“Pernyataan T. Sukandi malah berpotensi memicu gesekan baru di tengah masyarakat,” warning Heru.
Dia menambahkan, sebagai mantan kombatan GAM, dirinya bersama rekan-rekan tetap berkomitmen pada butir-butir MoU Helsinki. Ia mengingatkan agar setiap tokoh publik menjaga ucapan dan tidak membuat pernyataan yang bersifat provokatif.
“Kalau ada masalah politik, mari diselesaikan secara bijak melalui mekanisme yang berlaku, bukan dengan saling serang di media. Perdamaian Aceh merupakan sebuah keputusan yang diwujudkan melalui pengorbanan nyawa para syuhada demi kebaikan masyarakat Aceh sehingga harus kita jaga dan rawat bersama,” tutupnya. (id85)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.