Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat tipis dan pergerakannya relatif stabil meskipun indeks dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan kenaikan. Harga emas sangat volatile karena terjebak tarik menarik sentimen perang dagang Presiden AS Donald Trump serta belum jelasnya kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan kemarin, Kamis (10/7/2025), harga emas dunia naik 0,28% di level US$3.322,69 per troy ons. Penguatan tersebut memperpanjang kenaikan harga emas selama dua hari beruntun.
Pada perdagangan hari ini Jumat (11/7/2025) hingga pukul 06.31 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,06% di posisi US$3.324,53 per troy ons.
Harga emas sedikit mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis meskipun dolar AS naik di tengah dampak tarif terbaru Presiden AS Donald Trump. Ketidakjelasan tarif masih mendorong investor untuk membeli safe haven seperti emas untuk mencari perlindungan dari risiko geopolitik.
Di sisi lain, data tenaga kerja AS yang masih tangguh bisa membuat The Fed menahan pemangkasan yang berdampak buruk ke emas.
Pada perdagangan Kamis (10/7/2025), indeks dolar AS atau DXY naik 0,10% di level 97,65. Kenaikan ini memperpanjang penguatan DXY selama empat hari beruntun. Emas cenderung kehilangan daya tarik ketika dolar AS menguat, karena menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
"Jika terjadi eskalasi geopolitik yang besar, saya tidak melihat emas akan menembus di atas US$3.400 per troy ons. Dalam waktu dekat, saya pikir emas akan tetap berada dalam kisaran tersebut," ujar Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, kepada Reuters.
Trump melancarkan serangan tarif lebih lanjut pada perdagangan Rabu, mengumumkan tarif baru sebesar 50% untuk impor tembaga AS dan bea masuk sebesar 50% untuk barang-barang dari Brasil, keduanya akan dimulai pada 1 Agustus.
"Ada peningkatan daya tarik emas di antara negara-negara ekonomi berkembang, yang memandang kualitas logam tersebut yang bebas dari rekanan sebagai daya tarik di dunia yang dibebani oleh risiko geopolitik yang terus-menerus," menurut catatan Paul Wong, Ahli Strategi Pasar di Sprott Asset Management.
Risalah rapat The Federal Reserve (The Fed) bulan Juni menunjukkan hanya beberapa pejabat yang merasa suku bunga dapat diturunkan secepatnya bulan ini, sementara sebagian besar pembuat kebijakan tetap khawatir tentang tekanan inflasi yang mereka perkirakan akan terjadi akibat tarif.
Dari sisi data, jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun ke level terendah dalam tujuh minggu terakhir pekan lalu, menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mempertahankan pekerjanya meskipun ada indikasi lain dari pasar tenaga kerja yang mendingin dan tidak menciptakan urgensi bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk melanjutkan pemangkasan suku bunganya.
Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun selama empat minggu berturut-turut pada pekan yang berakhir 5 Juli, turun 5.000 menjadi 227.000 yang disesuaikan secara musiman, menurut data Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis (10/7/2025).
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 235.000 klaim untuk pekan terakhir. Data tersebut mencakup libur Hari Kemerdekaan AS minggu lalu dan klaim cenderung fluktuatif di sekitar hari libur nasional.
Faktor musiman juga berperan. Klaim baru yang tidak disesuaikan secara musiman naik lebih dari 10.000, dipimpin oleh peningkatan di negara bagian manufaktur otomotif seperti Michigan, Ohio, dan Tennessee di mana penutupan peralatan ulang pabrik merupakan hal yang umum terjadi pada waktu ini setiap tahun.
Namun, kemungkinan PHK sementara tersebut tidak sebesar hampir 15.000 yang diprediksi oleh model faktor musiman Departemen Tenaga Kerja. Dinamika tersebut akan terus memengaruhi data selama beberapa minggu ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)