Harga Emas Melejit, Saham ANTM - MDKA Kompak Terbang ke Angkasa

6 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia terus melambung tinggi, bahkan melesat selama enam hari beruntun. Harga emas mencapai rekor tertinggi seiring harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dan pelemahan dolar AS yang meningkatkan daya tarik emas. Saham-saham emas di Tanah Air pun ikut melesat.

Hingga perdagangan Selasa (2/9/2025) pukul 12.00 WIB, harga emas dunia/XAU terpantau menguat 0,54% di level 3.494,84. Penguatan ini memperpanjang kenaikan harga emas dunia selama enam hari beruntun.

Melesatnya harga emas dunia pun mendorong kenaikan harga saham-saham emas di Tanah Air.

Harga emas naik ke level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan berjalan Selasa, memperpanjang kenaikannya hingga sesi keenam didorong oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS bulan ini.

"Akibat dari kondisi ekonomi yang lebih lemah dan ekspektasi penurunan suku bunga AS mendorong kenaikan harga logam mulia. Faktor lainnya adalah krisis kepercayaan yang memburuk terhadap aset dolar akibat serangan Presiden AS Donald Trump terhadap independensi The Fed," ujar Kyle Rodda, analis pasar keuangan Capital.com.

Presiden AS Donald Trump telah mengkritik The Fed dan ketuanya, Jerome Powell, selama berbulan-bulan karena tidak menurunkan suku bunga, dan baru-baru ini mengkritik Powell atas renovasi kantor pusat bank sentral di Washington yang memakan biaya besar.

Pada  Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan bahwa The Fed independen dan seharusnya independen, tetapi menambahkan bahwa The Fed telah membuat banyak kesalahan dan membela hak Trump untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook atas tuduhan penipuan hipotek.

Perangkat CME FedWatch memperkirakan pedagang saat ini memperkirakan peluang 90% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada 17 September.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Ekspektasi penurunan suku bunga dan kekhawatiran atas independensi The Fed telah membebani dolar AS (DXY), yang berada di dekat level terendah dalam lebih dari satu bulan terhadap mata uang lainnya, membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS naik 0,2% secara bulanan dan 2,6% secara tahunan, keduanya sesuai dengan ekspektasi.

Investor kini menantikan data penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis pada hari Jumat untuk menentukan besarnya penurunan suku bunga The Fed akhir bulan ini.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |