
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Kalangan DPRD Sumut dan LSM kecewa dan terkejut terkait pemeriksaan Rektor USU Muryanto Amin, terkait proyek jalan provinsi dan nasional yang melibatkan Kadis Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Sumut nonaktif Topan Ginting. Mereka berharap, pemeriksaan lebih tegak lurus ke atas, dengan mengarahkan aktor utamanya.
Kekecewaan itu dilontarkan dua anggota DPRD Sumut Ahmad Darwis dan Rudi Alfahri Rangkuti serta Direktur Eksekutif Lembaga Pemerhati Pembangunan (LIPPSU) Sumut Azhari AM Sinik secara terpisah kepada Waspada, Selasa (19/8).
Mereka menanggapi pemeriksaan Rektor, USU Muryanto Amin, terkait proyek jalan provinsi dan nasional yang melibatkan Kadis PUPR Sumut nonaktif Topan Ginting pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 26 Juni 2025 lalu.
Menyikapi hal itu, anggota dewan Ahamd Darwis berpendapat hal itu bukan pertama kali USU jadi sorotan. “Saya kira ini bukan perisitiwa pertama USU jadi sorotan. Pada pemilihan presiden tahun 2019. Rektor sebelumnya, RS diduga tidak bersikap netral dengan mendukung salah satu calon presiden,” kata Ahamad Darwis.
Meski dalam konteks yang berbeda, anggota dewan dari Fraksi PKS ini telah mencium gelagat yang tidak sehat bahwa universitas yang didirikan tahun 1952 itu, telah menjadi bancakan (alat) untuk kepentingan politik yang tidak dapat dipungkiri menjurus pada praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Kini, mata publik terbelalak setelah KPK memeriksa Rektor USU Muryanto Amin terkait lanjutan pengungkapan dugaan kasus korupsi yang menjerat Kadis PUPR nonaktif Topan Ginting.
“Kita tetap berpraduga positip, namun kita tidak menutup kemungkinan melihat ada kaitan kenapa beliau (Muryanto) diperiksa dengan kasus yang menjerat Topan dan kawan-kawannya,” ujar Ahmad Darwis.
Sekelas KPK, lanjut Ahmad Darwis, tidaklah mungkin komisi antirasuah itu begitu gampangnya memeriksa seseorang, tanpa alat bukti yang cukup dan kuat.
Fenomena Apa
Senada, anggota dewan lainnya, Rudi Alfahri Rangkuti mengaku terkejut dengan pemeriksaan Muryanto Amin dalam kapasitasnya sebagai rektor. USU.
“Iya kita terkejut, kalau diperiksa soal pembangunan sarana atau prasarana USU, kita maklum. Ini yang kita lihat diperiksa berkaitan dengan dugaan kasus korupsi,” katanya.
Hal ini menandakan ada sesuatu yang masih samar-samar terlihat, namun publik tampaknya sudah tahu apa yang akan terjadi.
“Ini fenomena apa… yang terjadi pada USU. Kita berharap ini diusut tuntas, agar masyarakat lebih jelas mengetahuinya,” ujar Rudi.
Terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Independen Pemerhati Pembangunan Sumatera Utara (LIPPSU), Azhari AM Sinik, mengapresiasi langkah KPK yang terus memeriksa para pihak, termasuk Rektor USU Muryanto Amin, terkait dugaan kasus korupsi Topan Ginting.
“Namun sekali kali kita berharap KPK tegak ke atas (aktor) utama, jangan melebar ke samping dan entah kemana-mana, sehingga dikhawatirkan tidak mengarah ke titik utama, “ kata Ari Sinik – panggilan Azhari AM Sinik.
Ari Sinik menambahkan, proses pemeriksaan yang cukup alot dan membutuhkan waktu relatif lama memungkinkan aktor utama yang disenter KPK akan berusaha menghilangkan barang bukti atau petunjuk yang dibutuhkan.
Hal ini terjadi pada lanjutan pemeriksaan kasus dana haji Kamis (14/8), saat KPK saat menggeledah kantor agensi perjalanan haji yang berlokasi di Jakarta.
Penyidik menemukan petunjuk awal adanya dugaan penghilangan barang bukti terkait proses penyidikan kasus dugaan korupsi dalam penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji pada Kementerian Agama tahun 2023-2024, terutama saat penggeledahan.
Begitu juga kasus nikel yang semula menyita perhatian, namun hanya mentok kepada satu orang, yakni mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba.
Dengan kekhwatiran itu, KPK harusnya sudah memiliki keberanian kuat untuk mengungkap siapa aktor utamanya, ketimbang mencari informasi yang tak berkait langsung dengan sumber penyakitnya. (id06)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.