
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
JAKARTA (Waspada): Membuka jejak sejarah peliputan parlemen kepada publik, Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI akan menampilkan enam edisi langka, awal Majalah Parlementaria diterbitkan. Enam edisi majalah yang akan dipajang secara permanen di Museum DPR RI sebagai koleksi sejarah penting yang dapat diakses publik, yakni edisi 1 Mei 1968, 2 Juni 1968, 3 Juli 1968, 4 Juli 1968, 5 Agustus 1968, dan Agustus 1968.
Majalah ini tidak hanya sekadar berisi informasi kelembagaan, namun juga merekam dinamika politik dan pemikiran para wakil rakyat secara otentik dari waktu ke waktu .
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Adapun spesimen majalah ke enam edisi tersebut diserahkan langsung dari Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI, Indra Pahlevi, kepada Biro Humas dan Protokol Setjen DPR RI Najib Ibrahim, dalam agenda Seminar Nasional bertajuk “Dari CONEFO menjadi Rumah Rakyat: Gedung DPR RI sebagai Cagar Budaya Nasional” di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengapresiasinya dan menilai momen penyerahan ini merupakan usaha lembaga untuk merawat memori kolektif bangsa. Dia menegaskan bahwa Majalah Parlementaria menjadi salah satu dokumen hidup yang mencerminkan perjalanan panjang lembaga legislatif (DPR) sejak era awal hingga saat ini.
Baginya, pelestarian dokumen seperti Majalah Parlementaria harus dilihat sebagai bagian dari kerja strategis berdampak, bukan sekadar administratif.
“Majalah Parlementaria bukan hanya media informasi, tapi juga bagian dari warisan sejarah. Ia menyimpan wajah parlemen dari generasi ke generasi, lengkap dengan denyut politik, legislasi, dan pengabdian,” tukasnya.
Sebagai informasi, Majalah Parlementaria yang terbit pertama kali pada 7 Juli 1968 dan telah hadir selama lebih dari lima dekade tanpa putus terbit setiap bulan hingga hari ini. Majalah Parlementaria menjadi media komunikasi parlemen kepada publik.
Dengan rentang lebih dari lima puluh tahun eksistensinya, Majalah Parlementaria berkembang menjadi publikasi yang tidak hanya mengangkat aktivitas legislatif, tetapi juga narasi-narasi reflektif dari para anggota dewan, serta analisis terhadap berbagai isu nasional dari sudut pandang parlemen.
Kini, tidak hanya menjadi arsip penting di lingkungan DPR RI, akan tetapi juga menjadi rujukan berharga bagi peneliti, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat yang ingin memahami sejarah perkembangan demokrasi Indonesia secara langsung dari sumber utamanya.
Sebagai media kelembagaan tertua dan paling konsisten terbit di Indonesia, Majalah Parlementaria telah meraih sejumlah penghargaan prestisius. Pada Februari 2025, majalah edisi bulan November 2024 berhasil meraih penghargaan dalam kategori Owned Media – Media Internal pada ajang Public Relation Indonesia Awards (PRIA) 2025. Penghargaan diterima langsung Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Indra Pahlevi di Bandung sebagai bentuk pengakuan terhadap eksistensi media cetak di tengah era digital
Tak hanya dalam ajang PRIA, publikasi ini sebelumnya juga mendapatkan apresiasi dari Perpustakaan Nasional RI melalui penghargaan Pelaksanaan Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam 2023, yang diberikan kepada Biro Pemberitaan Parlemen sebagai pengakuan atas pengelolaan arsip nasional.
Dalam konteks komunikasi dan dokumentasi kelembagaan, penyerahan majalah kepada Museum DPR RI sejalan dengan semangat utama seminar nasional yang kini tengah berlangsung, yakni menyosialisasikan penetapan Gedung DPR RI sebagai Cagar Budaya Nasional.
Indra berpandangan, pelestarian sebuah bangunan bersejarah tidak akan lengkap tanpa menghadirkan narasi dan dokumen yang pernah lahir di dalamnya. Oleh karena itu, penyerahan Majalah Parlementaria menjadi bentuk nyata dari upaya menghidupkan sejarah, bukan sekadar menjaganya dalam diam.
Ia berharap, keberadaan Majalah Parlementaria di ruang publik bisa menginspirasi generasi muda untuk mengenal dan mencintai institusi parlemen sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa.
“Gedung DPR RI adalah rumah rakyat, dan Majalah Parlementaria adalah suaranya. Di dalamnya terekam bagaimana aspirasi diwujudkan, bagaimana kebijakan lahir, dan bagaimana semangat konstitusi dijalankan. Kami ingin publik merasakan itu semua, tidak hanya membaca sejarah, tapi menyentuhnya,” pungkasnya. sembari mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung pelestarian dokumen dan artefak sejarah parlemen, termasuk Biro Pemberitaan Parlemen yang terus menjaga keberlangsungan Majalah Parlementaria hingga hari ini. (j05)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.