Duka Di Malam Suci, Luka Di Pasar Monza

1 day ago 4

Malam yang seharusnya penuh kebahagiaan berubah menjadi duka mendalam bagi ratusan pedagang pakaian bekas di Pasar Monza atau Pasar TPO Tanjungbalai. Saat gema takbir berkumandang, mereka justru menyaksikan mata pencaharian mereka hangus terbakar dalam hitungan jam.

Api yang berkobar sejak Senin (31/3) dini hari pukul 03.00 WIB meluluhlantakkan 204 kios yang menjadi tumpuan hidup mereka.

Duka Di Malam Suci, Luka Di Pasar Monza

Jerit Kepanikan

Rudi, seorang pedagang yang sudah berjualan di Pasar Monza selama lebih dari satu dekade, masih tak percaya dengan apa yang terjadi. “Saya sedang sedang tertidur ketika tiba-tiba terdengar teriakan ‘kebakaran!’. Saat saya keluar, api sudah membesar dan melalap kios-kios di sekitar,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia bukan satu-satunya yang kehilangan segalanya. Henry Sitorus, pedagang pakaian bekas, hanya bisa memandang sisa-sisa kiosnya yang kini rata dengan tanah.

Menurutnya, kebakaran ini bukan sekadar kerugian materi, tapi juga kehilangan harapan mereka untuk bangkit setelah ekonomi sulit beberapa tahun terakhir.

“Modal kami habis. Barang dagangan yang kami kumpulkan sedikit demi sedikit ikut terbakar,” ujar Henry sambil mengais sisa kain yang masih bisa diselamatkan.

Upaya Pemadaman Dan Dugaan Pembakaran Sengaja

Sebelas unit mobil pemadam kebakaran, delapan dari Tanjungbalai dan tiga dari Kabupaten Asahan, dikerahkan untuk memadamkan api. Namun, banyaknya bahan yang mudah terbakar membuat kobaran api semakin sulit dikendalikan.

“Kami berusaha sekuat tenaga, tapi api begitu cepat menyebar,” kata Kasatpol PP Tanjungbalai, Pahala Zulfikar.

Yang lebih mengejutkan, kebakaran ini diduga disengaja. Seorang pria bernama ES, 46, bersama istrinya telah diamankan oleh kepolisian. Berdasarkan informasi awal, ES diduga membakar kiosnya sendiri yang kemudian memicu kebakaran besar.

Warga yang geram sempat hampir menghakiminya sebelum polisi datang mengamankan.

Rumah Terduga Pelaku Digeruduk Massa

Aksi massa memuncak pada Selasa (1/4), ketika ratusan pedagang Pasar TPO mendatangi rumah yang diduga milik terduga pelaku pembakaran kios di Jalan H. Adlin, Kelurahan Gading, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai. Massa merusak pagar dan mengeluarkan isi perabotan rumah tersebut ke halaman.

Sebelumnya, mereka sempat mendatangi Mapolres Tanjungbalai guna meminta kepastian soal penangkapan pelaku. Namun, keinginan mereka untuk bertemu langsung dengan pelaku tak terpenuhi.

“Kami hanya ingin memastikan pelaku benar-benar ditangkap. Tapi pihak kepolisian tidak mengizinkan, bahkan untuk perwakilan saja,” ujar salah seorang pedagang.

Tak puas dengan hasil itu, emosi massa pun tak terbendung saat tiba di rumah terduga pelaku. Aksi penggerudukan pun tak terelakkan.

Duka Di Malam Suci, Luka Di Pasar MonzaPolisi olah TKP. Waspada/Ist

Harapan Di Antara Puing

Di antara abu dan puing-puing pasar yang terbakar, para pedagang masih berusaha mencari sisa-sisa barang dagangan yang bisa diselamatkan. Beberapa dari mereka hanya bisa duduk terdiam, menatap kios-kios yang dulu menjadi sumber penghidupan mereka.

“Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi. Kalau tidak ada bantuan, bagaimana kami bisa memulai kembali?” kata Yusuf, pedagang lainnya yang kini bingung harus berbuat apa.

Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim yang meninjau lokasi berjanji akan membahas solusi bagi para pedagang setelah Lebaran. “Kami turut prihatin atas musibah ini. Setelah hari raya, kami akan membahas bagaimana membantu para pedagang yang terdampak,” katanya.

Namun, bagi para pedagang, keputusan itu terasa begitu jauh. Yang mereka butuhkan saat ini adalah harapan, agar mereka bisa kembali berdiri di atas puing-puing yang kini menjadi saksi bisu dari kehilangan mereka.

Kenangan Yang Hancur

Bagi sebagian pedagang, Pasar Monza bukan hanya tempat mencari nafkah, tetapi juga rumah kedua. Sari, seorang ibu dua anak, mengaku telah berjualan di sana sejak masih remaja membantu orang tuanya.

“Saya tumbuh besar di sini. Pasar ini bukan sekadar tempat berdagang, tetapi bagian dari hidup saya,” katanya dengan suara bergetar.

Ia mengingat bagaimana kiosnya dulu selalu ramai menjelang Lebaran, tempat pelanggan mencari pakaian bekas berkualitas dengan harga terjangkau. Kini, yang tersisa hanyalah abu dan reruntuhan.

“Tak ada yang bisa diselamatkan. Bahkan meja tempat saya menghitung uang pun ikut hangus,” tambahnya.

Uluran Tangan

Beberapa pedagang berharap ada bantuan dari pemerintah atau pihak swasta. “Kami tidak meminta banyak, hanya sekadar modal awal agar bisa kembali berdagang,” kata Sary.

Beberapa dari mereka bahkan berencana mengajukan kepada pemerintah daerah agar diberikan keringanan pinjaman atau bantuan modal usaha. “Kami hanya ingin bertahan dan kembali bangkit,” tambahnya.

Perekonomian Tanjungbalai Terdampak

Pasar Monza merupakan pusat ekonomi penting di Tanjungbalai. Kehancurannya tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi juga pada pekerja angkut, tukang parkir, hingga penjahit yang biasa menerima pesanan dari pasar ini.

“Saya biasa menerima jahitan dari pelanggan yang membeli baju di pasar ini. Sekarang tidak ada lagi yang datang,” ujar seorang penjahit di sekitar area pasar, Sri Wahyuni.

Sebagian warga berharap ada solusi cepat agar aktivitas ekonomi bisa kembali normal. “Jangan sampai kami dibiarkan terlunta-lunta terlalu lama,” kata Sri dengan penuh harap.

Penegakan Hukum

Duka Di Malam Suci, Luka Di Pasar MonzaKapolres Tanjungbalai AKBP Yon Edi Winara beri pernyataan. Waspada/Ist

Kapolres Tanjungbalai AKBP Yon Edi Winara menegaskan, pihaknya terus mendalami kasus kebakaran hebat yang melanda Pasar TPO.

“Penyelidikan terus dikembangkan untuk mengungkap seluruh rangkaian peristiwa. Kami sudah memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan satu terduga pelaku,” jelas Kapolres, Sabtu (5/4).

Ia juga menyatakan bahwa istri terduga pelaku masih berstatus sebagai saksi. “Berdasarkan data dan alat bukti, perannya masih dalam pendalaman,” ujar Kapolres.

Kapolres mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi provokatif dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwenang. “Kami memahami emosi masyarakat. Namun, penegakan hukum harus tetap berjalan sesuai aturan,” tegasnya.

Ia juga meminta pedagang untuk melaporkan nilai kerugian agar dapat dihimpun sebagai data total kerugian. “Kami akan berkoordinasi dengan Wali Kota terkait bantuan dan solusi jangka panjang,” tambahnya.

Harapan Untuk Bangkit Kembali

Di balik kepedihan, tersimpan semangat untuk bangkit kembali. Para pedagang masih memiliki harapan bahwa suatu hari, mereka bisa kembali berjualan seperti sedia kala.

“Ini bukan akhir, kami akan mencari cara untuk bertahan,” kata Yusuf.

Mereka percaya, meskipun cobaan datang, semangat untuk bertahan dan bangkit tidak akan pernah padam. Seperti api yang pernah membakar pasar mereka, semangat mereka pun tak akan mudah padam.

Rasudin Sihotang

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Duka Di Malam Suci, Luka Di Pasar Monza

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |