Duarrr! Harga Emas Meledak Lagi, Terbang 1% dalam Hitungan Jam

2 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali melesat dan mampu bertahan di level US$4.200 per troy ons.

Harga emas melanjutkan kenaikannya setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani kesepakatan untuk mencabut penutupan pemerintah. Bahkan pihak dari World Gold Council (WGC) masih optimis kenaikan harga emas masih berada di level yang tinggi.

Pada perdagangan hari ini Kamis (13/11/2025) hingga pukul 15.31 WIB, harga emas dunia di pasar spot melonjak 0,90% di posisi US$4.236,39 per troy ons. Harga emas melonjak hampir 1% dalam hitungan kurang dari 8 jam sejak penutupan perdagangan Rabu.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Rabu (12/11/2025), harga emas dunia naik 1,70% di level US$4.196,11 per troy ons. Kenaikan tersebut menjadi penguatan emas selama empat hari beruntun dan penguatan level tertinggi dalam hampir empat minggu. Sementara pada perdagangan intraday harga emas sempat menyentuh US$4.202,30 per troy ons.

Harga emas menguat untuk sesi kelima berturut-turut pada hari Kamis, mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu, didorong oleh ekspektasi bahwa pembukaan kembali pemerintahan AS akan memulai kembali aliran data ekonomi dan meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga lebih lanjut.

"Emas melanjutkan tren kenaikannya didorong oleh melemahnya dolar AS, ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve, dan akumulasi bank sentral yang terus berlanjut," ujar Jigar Trivedi, analis riset senior di Reliance Securities.

"Meskipun konsolidasi jangka pendek mungkin terjadi setelah kenaikan pesat, prospek yang lebih luas tetap konstruktif. Ada potensi kenaikan tertinggi di atas US$4.300 per troy ons pada akhir tahun, asalkan imbal hasil riil tetap terkendali dan kebijakan moneter tetap akomodatif." imbuhnya.

Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mengakhiri penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS. Penutupan pemerintah, yang dimulai pada 1 Oktober, telah menghentikan rilis data ekonomi penting, termasuk laporan penggajian dan inflasi.

Para ekonom mengatakan badan statistik Departemen Tenaga Kerja AS harus memprioritaskan produksi laporan ketenagakerjaan dan inflasi bulan November untuk memastikan para pejabat Federal Reserve memiliki informasi terkini pada pertemuan kebijakan mereka di bulan Desember.

The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin bulan depan untuk menopang pasar tenaga kerja yang melemah, menurut 80% ekonom yang disurvei oleh Reuters, sedikit meningkat dari jajak pendapat yang dilakukan bulan lalu.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama ketidakpastian ekonomi. Harga emas telah melonjak 60% sepanjang tahun ini, mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$4.381,21 per troy ons pada 20 Oktober, didorong oleh ketegangan geopolitik dan perdagangan serta harapan penurunan suku bunga The Fed.

Sementara itu, perwakilan World Gold Council (WGC), Shaokai Fan selaku Head of Asia Pacific (ex China) & Global Head of Central Banks World Gold Council mengatakan emas masih memiliki prospek yang kuat berkat tingginya permintaan dari bank sentral, investor institusional, maupun individu.

"Sepertinya kali ini tidak akan terjadi penurunan yang terlampau signifikan karena dari sisi Federal Reserve, mereka perlu memangkas suku pula karena tekanan yang ditinggalkan dari gedung putih," tutur Shaokai  dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/11/2025)

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |