Dr Alpi: Komjen Dedi Prasetyo Memiliki Kematangan

1 month ago 16
Medan

7 Agustus 20257 Agustus 2025

 Komjen Dedi Prasetyo Memiliki Kematangan Ketua Prodi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr Alpi Sahari, SH,M.Hum. Waspada.id/ist

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Ketua Prodi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Dr Alpi Sahari, SH,M.Hum menilai Wakapolri Komjen Pol. Prof Dr Dedi Prasetyo memiliki kematangan dalam penalaran keilmuan. “Ia memandang suatu fenomena secara menyeluruh dan holistik sehingga akan mampu membawa organisasi Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listiyo Sigit Prabowo sebagai candra dimuka,” ujarnya di Medan, Kamis (7/8).

Menurut Dr Alpi, dalam pemikiran Komjen Dedi terdeksripsikan ketajaman menganalisis dengan mengharmonisasikan aspek praktis dengan aspek teoritis. “Inilah bentuk keteladan profetik keilmuan yang matang pengalaman dan penghargaan sehingga dapat menjadi rujukan dalam memformulasikan mind set dan culture set baik untuk kebutuhan akademisi,” ujarnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dr Alpi yang merupakan alumni Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tahun 2010 menambahkan, kematangan ini juga untuk kebutuhan organisasi Polri menuju Indonesia Emas karena telah mempresentatifkan knowledge, skill, research, writing, thingking dan ethics.

Keteladan profetik ini, katanya, karena kelimuan Komjen Dedi telah menyentuh aspek nilai humanisasi, liberasi dan transendensi. “Artinya keilmuan tidak boleh hanya berpuas diri dalam usaha untuk menjelaskan atau memahami realitas dan kemudian memanfaatkannya begitu saja, tetapi lebih dari itu, keilmuan harus juga mengemban tugas transformasi menuju cita-cita yang diidealkan masyarakat secara universal dalam bingkai idiologi Pancasila (polisi untuk masyarakat,” bebernya.

Komjen Dedi menulis buku berjudul “Radikalisme, Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia”, yang menekankan Pancasila tidak hanya buah pikir founding fathers Indonesia untuk menjaga keutuhan bangsa dari ancaman paham-paham ekstrem, tapi juga strategi yang menjaga perdamaian dunia. “Dalam buku ini ditekankan bahwa Pancasila tidak bertentangan sedikit pun dengan agama-agama yang diakui pemerintah Indonesia,” ucap Dr Alpi.

Ditambahkannya, Komjen Dedi telah menjelaskan tentang agama dan negara menjadi dua hal yang justru saling melengkapi untuk mewujudkan Indonesia Maju. Dalam tatanan keilmuan analisis radikalisme, terorisme dan deradikalisasi di Indonesia dalam optik pilar humanisasi yang merupakan landasan ontologis, liberasi sebagai landasan epistimologi dan transendensi sebagai landasan aksiologis.

Dalam gagasan bidang ilmu hukum profetik misalnya, maka kunci keberhasilan dari gagasan ilmu hukum sebenarnya tidak terletak pada keterjawaban konseptual atas aspek aksiologis transendensial, tetapi harus terlebih-lebih pada tawaran daya liberasi hukum yang mencerahkan sehingga sanggup memanusiawikan manusia. Liberasi yang diemban oleh ilmu hukum sebagai ilmu praktis adalah liberasi yang kontekstual, namun liberasi ini tidak berhenti sampai di situ saja karena ia merupakan proses untuk melangkah ke liberasi yang lebih hakiki lagi yakni menuju ke keridhaan Tuhan.

“Tidak mungkin ada liberasi ke arah transendensi, tanpa menuntaskan lebih dulu liberasi di ranah humanisasi. Dengan kata lain, tidak mungkin orang diajak berketuhanan tanpa terlebih dulu ia berkemanusiaan. Barang siapa ingin dekat dan mengenal Tuhannya, haruslah ia mengenal diri dan sesamanya terlebih dahulu,” katanya.(id04)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |