Dikepung Promo Akhir Tahun, Relevansi Jadi Kunci Interaksi Bermakna

3 hours ago 5
Gaya Hidup

15 November 202515 November 2025

Dikepung Promo Akhir Tahun, Relevansi Jadi Kunci Interaksi Bermakna Laporan Nielsen IQ 2024 menunjukkan lebih dari 70% konsumen Indonesia menerima pesan promosi dari minimal tiga kanal berbeda selama periode akhir tahun.

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

JAKARTA (Waspada.id): Menjelang akhir tahun, layar ponsel masyarakat Indonesia kembali dibanjiri berbagai penawaran flash sale, potongan harga, hingga notifikasi promo dari beragam aplikasi. Di balik euforia belanja tersebut, banyak konsumen justru merasa kewalahan oleh derasnya arus pesan promosi yang datang bersamaan. Tantangan bagi brand kini bukan sekadar tampil menonjol, tetapi bagaimana tetap relevan dan benar-benar berguna di tengah disrupsi informasi yang makin padat.

Fenomena ini diperkuat oleh data. Laporan Nielsen IQ 2024 menunjukkan lebih dari 70% konsumen Indonesia menerima pesan promosi dari minimal tiga kanal berbeda selama periode akhir tahun. Sebanyak 42% di antaranya bahkan mengaku sering mengabaikan pesan karena dianggap tidak relevan. Padahal pada periode yang sama, intensi belanja meningkat tajam, didorong bonus akhir tahun, momentum liburan, serta dorongan emosional untuk berbelanja bagi diri sendiri maupun keluarga. Artinya, peluang besar sering kali hilang bukan karena kurangnya promosi, tetapi karena pesan gagal sampai dalam konteks yang tepat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Sebagai konsumen, kita semua ingin merasa dipahami, bukan dibombardir oleh pesan massal. Brand yang memahami kapan dan bagaimana berkomunikasi akan selalu lebih diingat, bahkan tanpa perlu diskon besar-besaran. Keunggulan kompetitif hari ini bukan lagi soal seberapa sering brand berbicara, tetapi seberapa cerdas mereka mendengarkan. Dengan dukungan teknologi komunikasi yang terintegrasi, brand dapat menempatkan setiap pesan dalam konteks yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” jelas Rizka Tunnisa, Chief Business Officer Sprint Asia Technology, perusahaan penyedia infrastruktur digital untuk bisnis.

Di tengah banyaknya kanal komunikasi — mulai dari media sosial, email, chat, hingga SMS — banyak pesan kehilangan konteks karena tidak tepat sasaran. Konsumen bisa menerima tawaran yang sama berkali-kali, atau bahkan mendapat promosi yang sudah tidak relevan. Kondisi ini menurunkan efektivitas campaign sekaligus mengganggu pengalaman pelanggan.

Tren terbaru menunjukkan banyak brand mulai mengadopsi pendekatan omnichannel communication, yakni strategi yang menyatukan seluruh interaksi pelanggan lintas kanal ke dalam satu alur komunikasi terpadu. Dengan memanfaatkan sistem pengiriman pesan cerdas dan analisis perilaku, brand dapat menyesuaikan waktu, format, dan isi pesan sesuai preferensi serta kebiasaan pengguna. Hasilnya, promosi tidak lagi dianggap mengganggu, tetapi hadir sebagai rekomendasi yang relevan dan membantu.

Dalam dinamika perilaku konsumen yang kian kompleks, kemampuan brand menjaga konsistensi dan relevansi pesan lintas kanal menjadi faktor pembeda utama. Tidak cukup hanya hadir di banyak platform; setiap interaksi harus memiliki konteks yang menyambung dan saling memperkuat. Ketika komunikasi di media sosial, chat, email, dan pesan langsung saling terhubung, pengalaman pelanggan terasa lebih alami dan berkesinambungan.

“Di era disruptif ini, komunikasi efektif lahir dari keterhubungan berbagai kanal dan kolaborasi antar-teknologi. Setiap kanal punya kekuatan masing-masing, tetapi nilai sesungguhnya muncul ketika semuanya saling terhubung dan berbicara dengan satu suara. Di situlah teknologi berperan, bukan untuk menggantikan manusia, tetapi untuk memastikan setiap pesan punya konteks, kesinambungan, dan makna,” tutup Rizka.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |