Diduga Bermotif Asuransi, Polres Deliserdang Didorong Ungkap Misteri Kematian Ayah dan Abang Ripin

12 hours ago 5
Sumut

2 November 20252 November 2025

Diduga Bermotif Asuransi, Polres Deliserdang Didorong Ungkap Misteri Kematian Ayah dan Abang Ripin

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

DELISERDANG (Waspada.id): Kasus kematian Ripin, seorang remaja di Deli Serdang yang awalnya disebut sebagai kecelakaan, kini berkembang menjadi dugaan pembunuhan berencana dengan motif klaim asuransi.

Seiring munculnya fakta baru yang menyeret bibi korban, Juwita, serta anaknya, Kelvin, sebagai terduga pelaku, desakan semakin kuat agar Polres Deliserdang turut mengusut kematian ayah dan abang Ripin yang sebelumnya juga dinilai penuh kejanggalan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pengacara keluarga, Mardi Sijabat, SH, MHum, mengatakan kepada tim JJIS, Sabtu (1/11/2025), bahwa dalam beberapa tahun terakhir tiga anggota keluarga Ripin meninggal dalam situasi mencurigakan. Sebelum Ripin, sang abang bernama Jhoni dan ayah mereka, Tek Tjai, juga meninggal dengan pola yang dianggap tidak wajar. Keduanya sama-sama diasuransikan oleh Juwita, dan uang pertanggungannya telah dicairkan.

Kronologi Kematian Tek Tjai (Ayah Ripin) dan Jhoni (Abang Ripin)

Rudi, kakak Ripin, menuturkan kembali rangkaian kematian ayah dan abangnya tersebut setelah kematian Ripin belakangan ini menimbulkan kecurigaan baru.

Menurut Rudi, ayahnya baru selesai menjalani operasi sakit perut dan dirawat di rumah selama tiga minggu. Pada 6 Maret 2020, Juwita datang ke rumah mereka di Perbaungan, Serdang Bedagai, dan meminta Rudi serta ibunya pergi ke Pantai Labu membeli telur ayam kampung. Saat itu, yang tinggal di rumah hanya Ripin, Juwita, dan Tek Tjai.

Ketika Rudi dan ibunya kembali, ia melihat mulut ayahnya sudah berbusa dan tidak mampu berbicara, meski matanya masih terbuka. Juwita lalu mengatakan bahwa ayah mereka sempat meminta minum Sprite dan minuman itu dibelikan oleh Ripin. Setelah meminumnya, kondisi Tek Tjai mendadak tidak sadarkan diri.

Rudi berniat membawa ayahnya ke rumah sakit, namun Juwita mencegah dengan alasan kondisi itu akan pulih sendiri, karena sebelumnya pernah terjadi. Namun setelah menunggu tiga jam, kondisi Tek Tjai tidak membaik. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Tek Tjai tampak sudah tidak bernapas. Setibanya di rumah sakit, upaya pertolongan tetap dilakukan, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan.

“Kemudian kami mulai berpikir ulang. Banyak orang bilang, meski habis operasi, minum Sprite tidak seharusnya membuat mulut berbuih. Apalagi setelah kematian Ripin, kecurigaan kami makin kuat,” ujar Rudi. Ia menyebut ayahnya diasuransikan Juwita dengan pertanggungan sekitar Rp152 juta.

Sementara itu, terkait kematian Jhoni pada 8 Januari 2021, saat Rudi bekerja di Sulawesi Tenggara, ia menerima kabar dari Juwita bahwa Jhoni sempat sakit dan dirawat di rumah Juwita. Juwita mengaku telah memberikan obat dan makanan mie instan kepada Jhoni. Keesokan paginya, Jhoni ditemukan meninggal dalam posisi tidur di sofa. Dalam versi lain, Kelvin yang pertama kali memeriksa kondisi Jhoni dan mendapati ia sudah tidak bernapas.

Jhoni kemudian dikremasi dan abunya ditebarkan ke laut. Seluruh proses pemakaman diurus Juwita. Juwita awalnya menyebut uang asuransi Jhoni hanya sekitar Rp600 juta, namun belakangan terungkap total pertanggungan mencapai Rp2 miliar, ditambah dugaan polis lain di Prudential senilai Rp1,6 miliar.***

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |