
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
JAKARTA (Waspada): Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang tahun ini semakin berat diperkirakan bakal mencapai Rp662 triliun.
Jumlah perkiraan defisit APBN 2025 ini setara dengan 2,78 persen dari produk domestik bruto (PDB). Kondisi ini terjadi karena seretnya penerimaan negara, di sisi lain sejumlah pos anggaran mengalami kenaikan.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan, proyeksi defisit APBN 2025 ini jauh melampaui target defisit APBN yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni di kisaran Rp616 triliun atau 2,53 persen dari PDB.
“Ibarat besar pasak daripada tiang, jumlah belanja negara sepanjang 2025 diperkirakan mencapai Rp Rp3.527 triliun. Sementara perkirakan pendapatan negara hanya akan mencapai Rp2.865 triliun atau di bawah target sebesar Rp3.005 triliun,” ungkap Menkeu saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, di kutip Rabu (2/7/2025).
Pihaknya juga mencatat saldo anggaran lebih (SAL) pada APBN 2024 sebesar Rp457,5 triliun. Angka ini turun jika dibandingkan posisi SAL tahun sebelumnya yang sebesar Rp459,5 triliun.
Pangkas Pertumbuhan
Selain itu, Kemenkeu juga memangkas target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 dari 5,2 persen menjadi di kisaran 4,7 persen hingga 5,0 persen.
Menkeu mengatakan, pemangkasan target pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dilakukan dengan menyesuaikan proyeksi lembaga-lembaga internasional yang menurukan proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia.
Adapun Bank Dunia (World Bank) telah memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen.
Demikian juga dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 dari sebesar 5,1 persen menjadi 4,7 persen.
Bahkan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah dua kali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari semula 5,2 persen menjadi 4,9 persen dan terakhir menjadi 4,7 persen.
“Semua lembaga internasional memprediksi Indonesia mungkin akan tumbuh di angka 4,7 persen. Pemerintah akan mencoba melakukan berbagai langkah mitigasi agar pertumbuhan ekonomi bisa mendekati, atau bahkan tetap mencapai, 5 persen,” ujar Menkeu.
Dia melanjutkan, pemerintah akan berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional tetap berada di level 5 persen pada tahun ini dengan melakukan berbagai upaya mitigasi.
Salah satunya dengan mengupayakan pemberian stimulus ekonomi dan melakukan akselerasi belanja, terutama untuk program-program prioritas pemerintah. Di saat bersamaan juga mengantisipasi risiko dari ketidakpastian global.
“Untuk tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi ini, kami akan melakukan berbagai langkah. Instrumen fiskal akan harus menjadi salah satu andalan untuk melakukan counter cyclical program-program unggulan seperti MBG, FLPP, semua yang memiliki multiplier effect, semuanya akan mulai berjalan di semester kedua,” ucapnya. (J03)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.