Dampak Program MBG, Konsumsi Daging Sapi di Sumut Melonjak Hingga 15 Persen

6 days ago 10
Ekonomi

24 November 202524 November 2025

Dampak Program MBG, Konsumsi Daging Sapi di Sumut Melonjak Hingga 15 Persen Produksi daging sapi di Sumut meningkat hampir 19 ton per bulan, atau setara dengan kenaikan sekitar 15 persen seiring semakin masifnya operasional dapur MBG.

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berdampak signifikan terhadap peningkatan konsumsi daging sapi di Sumatera Utara. Dalam tiga bulan terakhir, terjadi lonjakan permintaan daging sapi seiring bertambahnya jumlah dapur MBG di berbagai daerah.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa secara harga, daging sapi masih terpantau stabil meski permintaan meningkat tajam.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Dari hasil observasi di lapangan, konsumsi daging sapi melonjak cukup signifikan dalam tiga bulan terakhir. Namun harga di pasar masih bergerak stabil karena pasokannya relatif elastis dan mampu menyesuaikan permintaan,” ujar Gunawan Benjamin, Senin (24/11).

Ia mengungkapkan, berdasarkan perhitungan timnya, produksi daging sapi di Sumut meningkat hampir 19 ton per bulan, atau setara dengan kenaikan sekitar 15 persen seiring semakin masifnya operasional dapur MBG.

Meski produksi meningkat, Gunawan menjelaskan bahwa penjualan di tingkat pedagang pengecer belum menunjukkan perubahan signifikan. Konsumsi daging sapi untuk kebutuhan rumah tangga, rumah makan, hingga pedagang bakso masih terpantau stagnan.

“Lonjakan ini lebih banyak diserap oleh kebutuhan dapur MBG. Program ini mengubah pola produksi secara signifikan, dan tren ini berpeluang berlanjut jika pemerintah membuka lebih banyak dapur MBG tahun depan,” jelasnya.

Ke depan, Gunawan memperkirakan kenaikan konsumsi tidak akan langsung memicu lonjakan harga daging sapi. Menurutnya, pasokan sapi indukan masih cukup fleksibel untuk mengimbangi kenaikan permintaan.

“Kalaupun ada kenaikan harga, diproyeksikan tidak akan jauh dari kisaran saat ini, yaitu sekitar Rp110.000 hingga Rp130.000 per kilogram. Peningkatannya pun hanya terbatas sekitar Rp5.000 sampai Rp10.000 per kilogram,” katanya.

Ia menambahkan, potensi kenaikan harga lebih besar dipicu oleh naiknya biaya pakan ternak dalam beberapa waktu terakhir, bukan semata karena peningkatan permintaan. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |