MEDAN (Waspada.id): Seratusan massa dari kelompok berbeda, yakni buruh dan mahasiswa berunjuk rasadi depan gedung DPRD Sumut, Kamis (28/8) secara bergantian.
Kelompok pertama berasal dari serikat buruh dengan salah satu tuntutan mereka mendesak pemerintah menghapuskan outsourcing (tenaga alih daya) dan menolak upah murah.
Sambil membawa sejumlah spanduk, massa aksi yang tergabung dalam Exco Partai Buruh, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Federasi Serikat Buruh Perhatian Indonesia (FSBPI), Aliansi Buruh Sumatera Utara, juga menuntut agar kesejahteraan mereka diperhatikan.
Salah seorang juru bicara aksi, Toni Erikson Silalahi mengaku prihatin, karena nasib mereka terabaikan, dan tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Begitu juga ketika berorasi di DPRD Sumut.
“Kalau pengusaha yang datang, mereka langsung diterima, tapi kalau buruh yang datang, entah sampai kapan diterima,” katanya.
Namun Toni tidak akan pernah surut menyuarakan kepentingan kaum buruh, dan mengulangi lagi desakan agar menghapuskan outsourcing dan menolak upah murah.
Aksi demo di DPRD Sumut juga bersamaan digelar di daerah lain di Indonesia secara serentak, sebagai bagian dari aksi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh.
Lebih lanjut Toni mengatakan, nasib para outsourcing ini membuat masa depan mereka terancam, karena mereka dipekerjakan melalui pihak lain, tanpa perjanjian yang jelas.
Karenanya, para buruh menagih janji Presiden Prabowo pada 1 Mei 2025 lalu tentang kesejahteraan buruh.
Presiden Prabowo Subianto berjanji untuk menghapus outsourcing namun belum juga terealisasikan, dan menyampaikan tiga bulan lebih Menteri Tenaga Kerja dan DPR RI belum menindaklanjuti persoalan tersebut.
Ketua Partai Buruh Sumatera Utara, Willy Agus Utomo, mengatakan aksi awalnya direncanakan berlangsung di tiga titik yaitu Polda Sumut, Kantor Gubernur Sumut, dan DPRD Sumut.
Namun, setelah dilakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Pemprov Sumut, aksi difokuskan hanya di Kantor DPRD Sumut.
Usai berorasi, sejumlah perwakilan aksi bertemu dengan anggota DPRD Sumut, Abdul Rahim Siregar, yang berjanji akan menyahuti dan menindaklanjuti aspirasi para buruh, termasuk akan memanggil perusahaan yang tidak melaksanakan aturan buruh.
Usai diterima Abdul Rahim, para peserta aksi meninggalkan gedung dewan dengan tertib.

Belasan massa dari universitas Nommensen juga berunjukrasa di gedung DPRD Sumut, Kamis (28/8). Waspada.id/partono budy.
Demo Mahasiswa
Tak lama berselang belasan massa dari universitas Nommensen juga berunjukrasa di gedung dewan. Berbeda dengan pengamanan sebelumnya, petugas menempatkan Polwan muda berada di benteng pertama berhadapan langsung dengan massa.
Di belakang Polwan, beberapa baris diisi dengan polisi. Mereka hanya berpakaian dinas.
Mereka berada di luar pagar gedung DPRD Sumut. Sementara di dalam pagar, puluhan Satpol PP, anggota Samapta lengkap dengan alat pelindung diri dan tameng.
Di belakangnya lagi, juga sudah disiapkan satuan Brimob Sumut dengan alat pelindung diri lengkap. Koordinator aksi dengan memegang pelantang menjelaskan, kedatangan mereka dalam suasana damai. Mereka berharap bisa bertemu pimpinan DPRD Sumut.
Mereka menyampaikan sejumlah uneg-uneg di antaranya terkait segera disahkan UU Perampasan Aset dan mengkritisi kehidupan pejabat.
Beberapa jam aksi, tidak satupun anggota DPRD Sumut yang datang. Menurut informasi, seluruh anggota dewan sedang bertugas di luar. Massa terlihat mengepung diri dengan tali plastik agar terhindar dari oknum yang menyusup.
Begitupun, ada seorang ‘penyusup’ yang bukan dari massa aksi. Kehadiran ‘penyusup’ diketahui dan langsung diseret petugas ke dalam gedung.
Petugas pengamanan yang terlihat kelelahan beberapa kali siap dan istirahat. Begitu ada gelagat keras dari massa, petugas yang di dalam bangkit dan bersiap.
Massa kembali berorasi. Sekira pukul 17.00 WIB, mereka mulai menjauh dari gedung untuk berdiskusi. Kesimpulannya, mereka membubarkan diri meninggalkan lokasi. (id06)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.