Bukti RI Darurat Pekerjaan Layak, Mayoritas Cuma Digaji Rp 2,25 Juta

8 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Arief Anshory Yusuf, blak-blakan mengungkapkan masalah krusial di sektor ketenagakerjaan Indonesia. Masalah ini adalah makin minimnya pekerjaan layak yang memberikan upah optimal kepada pekerjanya.

Semakin minimnya sektor-sektor produktif yang memberikan pekerjaan dan upah layak selama ini telah berefek pada makin lemahnya pertumbuhan ekonomi RI, akibat daya beli masyarakat terganggu. Laju ekonomi tanah air per kuartal I-2025 hanya 4,87% secara tahunan atau year on year (yoy) meninggalkan tren satu dekade terakhir yang stagnan di kisaran 5%.

"(Ekonomi makin lemah) memang banyak hipotesanya, tapi menurut saya, itu pasti terkait dengan hal yang utama dalam ekonomi RI, yaitu pekerjaan layak. Karena yang mempengaruhi daya beli itu pada akhirnya income," ucap Arief dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, dikutip Senin (14/7/2025).

Arief mengatakan beberapa dekade terakhir tren ketenagakerjaan di Indonesia mulai beralih dari sektor produktif yang memberi upah layak seperti di industri manufaktur, menjadi semakin banyak yang ke sektor perdagangan, efek deindustrialisasi dini. Diperburuk dengan kembali naiknya pekerja yang masuk ke sektor pertanian.

Bila merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata upah yang diterima pekerja di sektor pertanian dan perdagangan memang lebih minim dibanding sektor industri manufaktur atau pengolahan. Namun, proporsi tenaga kerja nya malah mendominasi di Indonesia saat ini.

"Transformasi struktural dulu di tahun 90-an, orang-orang pindah dari agrikultur ke sektor yang lebih tinggi produktivitasnya, yaitu manufacturing, sehingga income-nya meningkat, daya belinya meningkat," ungkap Arief.

"Sekarang, orang-orang labor itu dari agrikultur pindah ke sektor yang produktivitas nya rendah. Agrikultur itu, kalau saya tidak salah, itu ranking satu terbawah produktivitasnya, ranking kedua terbawah trade, sektor perdagangan," ungkap Arief.

Data penduduk bekerja menurut lapangan usaha yang dicatat BPS terakhir pada Februari 2025 memang menunjukkan sektor pertanian memiliki porsi terbesar sebagai tempat mencari nafkah para pekerja di Indonesia. Porsinya mencapai 28,54% dari total penduduk bekerja yang sebanyak 145,77 juta orang atau setara 41,61 juta orang.

Urutan kedua ialah sektor perdagangan yang porsi penduduk bekerjanya sebesari 19,26% atau setara 28,07 juta orang. Urutan ketiga barulah industri pengolahan yang porsi penduduk bekerja Indonesia di sektor itu sebanyak 13,45% atau hanya sebesar 19,60 juta orang.

Sayangnya, rata-rata upah yang diberikan untuk sektor pertanian menjadi yang terendah dibanding sektor usaha lain. Rata-rata upah pekerjanya secara nasional hanya sebesar Rp 2,25 juta, jauh di bawah rata-rata keseluruhan upah buruh per Februari 2025 yang senilai Rp 3,09 juta.

Urutan kedua terbawah ialah sektor akomodasi dan makan minum yang hanya Rp 2,42 juta, setelahnya atau urutan ketiga barulah sektor perdagangan yang para pekerjanya rata-rata hanya diupah senilai Rp 2,67 juta.

Sementara itu, sektor industri pengolahan upah rata-ratanya Rp 3,09 juta, meski masih lebih rendah dari pekerja di sektor konstruksi yang rata-rata upahnya Rp 3,21 juta, dan aktivitas profesional maupun perusahaan yang sebesar Rp 3,97 juta.

Rata-rata upah buruh tertinggi ialah di sektor pertambangan Rp 5,09 juta, pengadaan listrik dan gas Rp 5,04 juta, serta sektor aktivitas keuangan dan asuransi Rp 4,88 juta.

"Jadi kalau saya sering ilustrasikan itu begini, jadi orang desa pindah ke kota, enggak ada manufacturing, enggak ada pabrik, saya mau kerja di sektor jasa saja deh. Bayangan kita kan sektor jasa itu minimal kerja di Starbucks, tapi akhirnya dia kerja di Starbike atau Starling Kopi," ujar Arief.

Persentase Perubahan Rata-Rata Upah Buruh Menurut Lapangan Usaha, Februari 2024–Februari 2025. (Dok. BPS)Foto: Persentase Perubahan Rata-Rata Upah Buruh Menurut Lapangan Usaha, Februari 2024–Februari 2025. (Dok. BPS)
Persentase Perubahan Rata-Rata Upah Buruh Menurut Lapangan Usaha, Februari 2024–Februari 2025. (Dok. BPS)


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Chatib Basri Blak-blakan Soal Penyebab RI Deindustrialisasi Dini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |