Jakarta, CNBC Indonesia - Intervensi yang gencar dilakukan Bank Indonesia (BI) terhadap kurs rupiah membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ke level Rp 16.835/US$ per pukul 10.09 WIB pagi ini.
Sebagaimana diketahui, kurs rupiah pada pembukaan perdagangan tadi pagi telah tertekan ke level Rp 16.850/US$ atau melemah 1,78% dibanding penutupan perdagangan 27 Maret 2025 di level Rp 16.555/US$.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono mengatakan, untuk stabilisasi kurs, BI telah dan akan terus dilakukan BI adalah melakukan intervensi di pasar offshore (NDF) sejak 7 April 2025.
"Dan berlanjut sejak market dibuka kembali tadi pagi dengan triple intervention di pasar spot, DNDF, dan SBN," kata Triwahyono kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/4/2025).
Ia menjelaskan, tekanan yang terjadi terhadap kurs rupiah di antaranya kebijakan tariff dari AS yang direspon dengan retaliasi terutama dari China.
Retaliasi itu menurut Triwahyoni menimbulkan gejolak pasar keuangan global, termasuk arus modal keluar dan tingginya tekanan pelemahan nilai tukar khususnya negara-negara emerging market.
"Walaupun pasar domestik Indonesia libur, namun tekanan terhadap nilai tukar rupiah telah terjadi di pasar offshore yg tetap buka," tegasnya.
Pada Senin (7/4/2025) pukul 10:43 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp17.261/US$ atau merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.
Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3/2025) rupiah berada pada posisi Rp16.555/US$
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Lesu, BI Pastikan Fundamental Ekonomi RI Masih Baik
Next Article Dolar Rp15.800, Begini Ramalan Bos BI soal Nasib Rupiah