Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Selasa (8/4/2025).
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka pada level Rp16.850/US$ atau ambruk 1,78%. Sementara pada pukul 11:21 WIB, rupiah tampak sedikit lebih baik dengan depresiasi sebesar 1,66% di posisi Rp16.830/US$.
Angka saat ini secara intraday merupakan yang terparah sepanjang sejarah bahkan melewati posisi 1998 yang secara intraday berada pada level Rp16.800/US$.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini terjadi usai Presiden AS, Donald Trump menyampaikan soal tarif terhadap mitra dagangnya di pekan lalu. Salah satu negara yang terdampak cukup besar yakni 32%.
Secara umum, AS akan memberlakukan tarif bea impor dengan tarif dasar 10% pada semua impor ke AS dan bea masuk yang lebih tinggi pada puluhan negara lain.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah posisi Indonesia yang merupakan penyumbang defisit perdagangan AS yang terkena dianggap telah mengenakan tarif sebesar 64% dan dikenai balasan oleh AS sebesar 32% atau setengahnya.
Ketidakpastian global dan ketidakjelasan dampak perang dagang diperkirakan akan membuat investor asing kabur dari pasar keuangan Indonesia dan membuat mata uang Garuda jatuh saat pasar dibuka kembali pada Selasa, 8 April 2025.
Selain itu, tarif impor ini berpotensi membuat ekonomi global jatuh ke dalam resesi, salah satunya AS.
Apabila resesi benar-benar terjadi, maka dampaknya terhadap Indonesia dapat dirasakan melalui berbagai saluran ekonomi, meskipun dampaknya bisa lebih terbatas dibanding negara-negara lain yang sangat bergantung pada ekspor ke AS.
Salah satunya yakni potensi investor global yang cenderung menarik dana dari negara berkembang saat terjadi krisis di negara maju. Ini bisa menyebabkan arus modal keluar dari Indonesia dan melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)