Anggota DPRD Sumut Rudi Alfahri Rangkuti,
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Anggota DPRD Sumut Rudi Alfahri Rangkuti, mendorong Pemprovsu melalui dinas terkait, untuk bersinergis dengan asosiasi peternak telur dan ayam guna menstabilkan harga telur dan ayam, dan mencegah terulangnya inflasi akibat melambungnya harga.
Langkah ini perlu segera dilakukan karena permintaan telur dan ayam cenderung naik karena tingginya permintaan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) program makan bergizi gratis (MBG).
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
“Kita harus serius menyikapi ini, karena ketidakstabilan pasokan bisa menyebabkan kenaikan harga, sehingga memicu terjadinya,” kata Rudi kepada Waspada, di Medan, Rabu (5/11).
Anggota Komisi B yang salahsatu tupoksinya meliputi bidang pangan ini, merespon keterangan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat komoditas telur dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi Oktober 2025 sebesar 0,28 persen.
Tercatat, komoditas telur ayam ras mengalami inflasi sebesar 4,43 persen dan daging ayam ras mengalami inflasi 1,13 persen pada periode ini. Masing-masing memberikan andil ke inflasi Oktober 2025 sebesar 0,04 persen dan 0,02 persen.
Menyikapi hal itu, Rudi mendorong Pemprovsu melalui dinas tertentu, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Pangan Holtikultura Provsu, Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM, BPS Sumut dan Biro Perekonomian Setda Provsu, terus saling berkordinasi untuk mengendalikan harga telur dan ayam.
Antisipasi Lonjakan Permintaan
Selain itu, mereka perlu lebih bersinergis dan asosoasi dan perhimpunan, seperti Perhimpunan Peternak Petelur Sumut (P3SU), Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Sumut dan perkumpulan sejenis, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan terhadap telur ayam ras dan daging ayam ras yang menjadi bagian dari menu program MBG.
“Kita berharap asosiasi itu tidak jor-joran mendistribusikan pasokan karena tergiur keuntungan, sementara permintaan pasar diabaikan bahkan dibiarkan begitu saja,” kata Rudi, wakil rakyat Dapil Sumut 12 Binjai Langkat, ini.
Rudi memahami adanya kenaikan harga karena permintaan telur ayam dan daging ayam ras dari SPPG sangat tinggi, lantaran kedua komoditas itu jadi salah satu menu unggulan MBG, yang sudah diluncurkan sejak 6 Januari 2025 lalu.
Tetapi, imbuh Rudi, kenaikan itu tidak boleh mengabaikan kebutuhan pasar yang menjadi menu sehari hari masyarakat, termasuk para pedagang makanan dan ibu-ibu rumah tangga.
“Karenanya perlu antisipasi yang cermat antara jumlah kebutuhan pasar dengan ketersediaan pasokan, demi menjaga keseimbangan dan stabilitas harga di tingkat konsumen dan peternak,” katanya.
Terlebih, bulan depan permintaan telur dan ayam diperkirakan semakin tinggi, karena berkaitan dengan liburan keagamaan dan Tahun Baru, sehingga perlu langkah strategis, misalnya dengan menambah pasokan komoditas atau operasi pasar.
Terkait ini, Komisi B akan menyampaikan kepada pimpinan dewan, untuk mengagendakan rapat dengar pendapat bersama dengan dinas, guna menyamakan persepsi, termasuk langkah pengendalian dan kestabilan harga telur dan ayam. (Id23)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































