
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Sumatera Utara (Sumut) tengah berada dalam kondisi siaga, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Sumut) mencatat lonjakan signifikan kasus campak dalam tujuh bulan terakhir.
Hingga 31 Juli 2025, sebanyak 1.191 kasus suspek campak ditemukan, dengan 362 kasus positif campak dan 10 kasus Rubella telah terkonfirmasi. Fakta yang lebih mencengangkan, sebanyak 12 kabupaten/kota di Sumut kini masuk dalam status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Medan dan Deli Serdang jadi pusat lonjakan tertinggi, masing-masing mencatat 159 dan 101 kasus. Wilayah lainnya seperti Tebing Tinggi, Tapanuli Selatan, hingga Mandailing Natal juga turut terdampak, menunjukkan bahwa penyebaran virus ini tidak pandang bulu dan bergerak cepat lintas wilayah.
“Campak bukan penyakit ringan. Ini ancaman serius, dan kita harus bertindak cepat!” tegas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Novita Rohdearni Saragih pada Minggu (3/8).
Dikatakannya terjadinya campak berdasarkan hasil penyelidikan menunjukkan 56% dari pasien campak tidak pernah mendapat imunisasi MR. Namun, kasus juga ditemukan pada anak yang telah diimunisasi.
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efektivitas vaksin yang belum mencapai 100%, infeksi sebelum antibodi terbentuk optimal, serta rendahnya daya tahan tubuh saat terpapar virus.
Dalam hal ini Novita mengatakan cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di Sumut hingga Juli 2025 baru menyentuh angka 38,66%, jauh dari target nasional 58%. Sumut bahkan hanya berada di peringkat ke-5 nasional dalam capaian imunisasi.
Strategi Cepat Dan Masif
Untuk menganangi hal ini, Dinkes Sumut sebutnya kini menjalankan strategi cepat dan masif, seperti penyelidikan epidemiologi dan pelacakan kontak erat, koordinasi lintas sektor (sekolah, tokoh masyarakat, pemerintah lokal), survei cepat komunitas, persiapan imunisasi respon cepat (ORI), dan yang paling ditunggu, yakni Imunisasi PENARI (Pekan Imunisasi Nasional) pada 4–9 Agustus 2025, yang akan dilakukan serentak di seluruh kabupaten/kota.
“Lewat program “imunisasi kejar” dan vaksinasi massal, petugas kesehatan akan mendatangi sekolah, rumah, dan lokasi umum untuk menjangkau anak-anak yang belum menerima vaksin. Puskesmas dan rumah sakit turut dilibatkan secara aktif dalam deteksi dini dan penanganan, termasuk fasilitas kesehatan swasta,” paparnya.
Kerja sama dengan sekolah, PKK, tokoh agama, organisasi masyarakat, dan media juga diperkuat untuk membangun benteng informasi yang mendorong kesadaran imunisasi.
Dinkes Sumut menegaskan pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak-anak dari bahaya campak. Jangan percaya hoaks seputar vaksin! Imunisasi bukan hanya hak anak, tapi juga kewajiban orang tua dan masyarakat.
“KLB ini hanya bisa dihentikan dengan kekuatan kolektif. Jangan tunggu sampai anak kita terinfeksi. Lindungi mereka hari ini,” serunya. (id20)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.