TANGERANG SELATAN (Waspada.id): Universitas Terbuka (UT) menegaskan peran strategisnya dalam membangun daya saing bangsa melalui kontribusi keilmuan lintas disiplin yang adaptif dan berdampak. Hal ini tercermin dalam Pengukuhan 10 Profesor baru yang digelar dalam dua sesi pada 5 dan 6 Agustus 2025 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC). Acara pengukuhan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ke-41 UT bertema ‘Inovasi Tanpa Batas, Wujudkan Pendidikan Berkualitas’.
Sesi pengukuhan tanggal 5 Agustus 2025, menjadi momen yang menggugah semangat sivitas akademika UT. Lima Profesor dari berbagai bidang keilmuan menyampaikan orasi ilmiah yang menggambarkan kontribusi intelektual UT terhadap isu-isu strategis nasional dan global, mulai dari efektivitas pendidikan jarak jauh, transformasi ekonomi, keberlanjutan lingkungan, inovasi asesmen, hingga pendekatan humanistik dalam pembelajaran sains.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Di hadapan para pimpinan UT, anggota Senat Akademik, mitra, mahasiswa, dan keluarga besar UT, kelima Profesor baru menegaskan pentingnya keilmuan yang bersifat lintas disiplin dan kontekstual dalam menjawab kompleksitas dunia saat ini.
“Pengukuhan ini bukan sekadar seremoni akademik, tetapi manifestasi UT dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif, bermutu, dan relevan dengan tantangan zaman,” ujar Rektor UT Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A, Selasa (5/8/2025) dalam jumpa media di acara tersebut.
Pada kesempatan yang sama, UT juga meluncurkan buku “Pendidikan Adaptif-Inklusif, Ekonomi Resilien, dan Lingkungan Lestari” yang memuat rangkuman orasi ilmiah dari kelima Profesor yang dikukuhkan hari ini. Buku ini menjadi refleksi komitmen UT dalam menjawab tantangan global melalui perspektif multidisiplin.
Buku ini disusun di bawah tanggung jawab Ketua Dies Natalis ke-41 UT yang sekaligus Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UT, Prof. Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D. dan diedit oleh Prof. Udan Kusmawan, M.A., Ph.D.
Buku ini mencerminkan arah masa depan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh yang transformatif, relevan dan solutif di tengah ketidakpastian, perang tarif, dan restrukturisasi rantai pasok, mendorong perlunya sumber daya manusia (SDM) yang resilien dan mampu membaca peluang dalam tatanan ekonomi baru.
Adapun kelima Profesor yang dikukuhkan pada 5 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:
Prof. Dr. Rhini Fatma Sari, S.Pd., M.Sc. dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang menyampaikan orasi terkait Pembiayaan Pendidikan. Judul orasinya adalah ‘Nilai Strategis pada Pendidikan Tinggi dan Jarak Jauh: Sebuah Analisis Biaya.
Rhini menyampaikan bahwa pendidikan tinggi jarak jauh bukanlah beban anggaran, melainkan investasi jangka panjang dalam membangun kapasitas bangsa. Menurutnya, UT harus terus membuktikan return on investment (ROI) melalui peningkatan kualitas layanan akademik, inovasi pembelajaran, serta perluasan akses pendidikan ke berbagai pelosok negeri.
“Hal ini mencerminkan paradigma baru bahwa pendidikan bukan sekadar hak, tapi juga fondasi pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Rhini.
Orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Dr. Etty Puji Lestari, S.E., M.Si dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ekonomi Internasional. Judul orasinya ‘The New Economic Order, Perang Tarif Global, dan Arah Baru Ekonomi Indonesia’. Etty menyampaikan, dalam konteks ketidakpastian global dan proteksionisme ekonomi, perlu bagi UT melahirkan lulusan yang adaptif, berpikir strategis, dan mampu merespons dinamika ekonomi global.
Di era New Economic Order, daya saing tidak hanya ditentukan oleh kapasitas teknis, tapi juga kemampuan menganalisis risiko dan mengelola peluang baru.
“Pendidikan ekonomi di UT harus dikemas kontekstual dan relevan dengan tantangan kekinian, termasuk digitalisasi dan keberlanjutan,” ujarnya.
Selanjutnya, Prof. Dr. Lina Warlina, M.Ed. Lina berasal dari Sekolah Pascasarjana – Kebijakan dan Rekayasa Lingkungan. Orasinya berdujudul ‘Peran Pemodelan dalam Merancang Alternatif Kebijakan Lingkungan untuk Memecahkan Masalah Lingkungan
Menghadapi krisis iklim dan degradasi lingkungan’.
Prof. Lina menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam perumusan kebijakan. Pemodelan sistem dinamis yang bersifat interdisipliner dapat menjadi alat strategis untuk mengembangkan solusi kebijakan yang berbasis data, proaktif, dan aplikatif.
“Peran UT sebagai institusi riset terbuka memungkinkan integrasi pengetahuan lingkungan dengan partisipasi publik dalam upaya menjaga keberlanjutan planet,” katanya.
Prof. Dr. Agus Santoso, M.Si dari FKIP – UT Yogyakarta bicara tentang Pengukuran Pendidikan. Judul orasinya Computerized Adaptive Testing (CAT) untuk Pengukuran yang Lebih Akurat dan Efisien: Dilema, Praktik, dan Pengembangannya di Masa Depan’.
Prof. Agus menawarkan pendekatan asesmen yang lebih personal dan akurat melalui teknologi Computerized Adaptive Testing (CAT). Dengan metode ini, asesmen dapat disesuaikan dengan kemampuan individual mahasiswa, mempercepat proses evaluasi, dan meningkatkan keadilan akademik.
“Dalam konteks UT yang melayani mahasiswa dari latar belakang beragam, asesmen adaptif berbasis data menjadi kebutuhan mendesak untuk menjamin mutu dan inklusivitas pembelajaran,” tandasnya.
Prof. Dr. Ir. Amalia Sapriati, M.A.l dari FKIP bicara tentang Evaluasi dan Pembelajaran Sains. Dalam orasinya berjudul
Pembelajaran Sains pada Program Pendidikan Guru melalui Sistem Pendidikan Jarak Jauh: Integrasi Nilai Humanistik, Literasi Saintifik, dan Asesmen Inovatif di Era Abad ke-21′, ia mengatakan bahwa pembelajaran sains jarak jauh tidak boleh hanya fokus pada konten pengetahuan, tetapi juga harus menumbuhkan empati, literasi saintifik, dan keterampilan abad ke-21.
Pendidikan sains harus bersifat humanistik—mampu menghubungkan konsep ilmiah dengan realitas sosial.
Karenanya, UT sebagai pelopor pendidikan jarak jauh di Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin transformasi ini melalui integrasi teknologi dan pendekatan kontekstual.
Rektor UT menambahkan, kelima orasi ilmiah para Profesor UT ini menjadi arah kompas baru UT dalam memperkuat jati diri sebagai penyelenggara pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh yang adaptif, resilien, dan berkelanjutan.
Melalui keterpaduan antara pendekatan strategis, teknologi inovatif, dan nilai humanistis, UT berpotensi besar untuk memperkuat perannya sebagai institusi yang tidak hanya menjawab tantangan hari ini, tetapi juga membentuk masa depan bangsa.
“Gagasan-gagasan strategis para Profesor UT terkait pendidikan, ekonomi, sains, teknologi, hingga kebijakan pembangunan tersebut tidak hanya relevan untuk masa kini, tetapi juga memproyeksikan arah masa depan bangsa,” ujar Yunus.
“Lebih dari itu, karya ini adalah ajakan kepada masyarakat luas untuk bersama-sama mewujudkan pendidikan berkualitas yang mampu melahirkan sumber daya manusia unggul, berdaya saing global, dan berwawasan keberlanjutan,” sambungnya.
Pengukuhan ini, lanjut Yunus, menjadi bukti nyata UT terus memperkuat peran sebagai kampus digital yang unggul dan inklusif. Dengan lebih dari 35 Profesor aktif, UT kini semakin kokoh sebagai pusat pembelajaran dan penelitian di Indonesia yang dapat diakses siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
“Dalam beberapa tahun ke depan, target UT sudah ada sedikitnya 85 guru besar,”ujar Yunus.
Momentum ini mengukuhkan tekad UT untuk terus “Kampus Terbuka, Digital, dan Berdampak.”
“Pendidikan jarak jauh yang UT selenggarakan bukan sekadar memberi akses, tetapi juga menjamin kualitas dan makna,” pungkas Rektor UT M Yunus. (id11)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.