Beranda Medan Unimed Dorong Inovasi Desa Pulau Kampai Lewat Mesin Terasi Bertenaga Hibrid
Medan
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada): Universitas Negeri Medan (Unimed) melalui Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, menjalankan program pengabdian masyarakat di Desa Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
Program ini menitikberatkan pada peningkatan kapasitas dan efisiensi produksi terasi melalui teknologi alat penggiling bertenaga hibrid, yakni kombinasi mesin berbahan bakar bensin dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta mesin pengemas vakum untuk peningkatan kualitas produk.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Program ini dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa Unimed dan didanai melalui Dana PNBP Unimed Tahun 2025. Mitra dalam program ini adalah Karang Taruna “Terasi Udang Asli” yang diketuai oleh Nazian, kelompok pemuda yang telah lama aktif dalam produksi terasi lokal secara tradisional.
Momentum penting dari kegiatan ini adalah serah terima alat yang berlangsung pada Sabtu, 10 Mei 2025, bertempat di lokasi produksi terasi. Acara ini menjadi simbolisasi dimulainya penerapan teknologi baru di tingkat masyarakat desa pesisir.
“Kami tidak sekadar mengganti mesin diesel, tetapi merancang sistem tenaga hibrid yang fleksibel—menggabungkan mesin berbahan bakar bensin dengan tenaga PLTS. Ini penting agar produksi tetap berjalan saat matahari redup atau saat PLTS tidak maksimal,” jelas Bakti Dwi Waluyo, S.Pd., M.T., Ketua Tim Pengabdian.
Dalam pengembangan konstruksi alat, tim turut melibatkan Rahma Doni, S.Pd., M.Pd.T., selaku ahli mesin dan konstruksi mekanik permesinan, yang merancang spesifikasi teknis alat penggiling terasi berbasis kebutuhan mitra. “Desain dibuat ringkas, tahan korosi, dan mudah dioperasikan oleh pelaku usaha skala rumahan,” jelasnya.
Selain penyediaan alat, tim juga memberikan pelatihan intensif kepada para anggota Karang Taruna, termasuk cara mengoperasikan dan merawat mesin penggiling hibrid dan alat pengemas vakum.
Pelatihan juga mencakup aspek desain kemasan, higienitas, dan pemasaran digital.
Muhammad Aulia Rahman, S.T., M.T., sebagai teknisi sistem PLTS menambahkan bahwa sistem yang digunakan berdaya 2000-Watt dan dapat mendukung alat secara mandiri tanpa ketergantungan pada listrik PLN.
Kombinasi dengan mesin bensin menjadikan sistem ini lebih tangguh terhadap kondisi cuaca ekstrem atau beban produksi tinggi.
Hasil awal menunjukkan bahwa kapasitas produksi meningkat hingga dua kali lipat, dari 25 kg menjadi 50 kg per minggu.
Selain itu, produk terasi kini dikemas secara higienis dan dapat disimpan hingga 6 bulan, menjadikan produk lebih siap memasuki pasar modern.
Tim pengabdi menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimed dan pimpinan universitas atas dukungan penuh terhadap program ini.
Melalui bantuan dana dan dukungan kelembagaan, program ini diharapkan memberi dampak berkelanjutan dan menjadikan Desa Pulau Kampai sebagai sentra produksi terasi unggulan berbasis teknologi hijau dan berdaya saing.(m19)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.