Ukraina Nyerah! Trump Sebut Zelensky Bakal Berikan Krimea ke Putin

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap menyerahkan Krimea ke Rusia untuk kesepakatan gencatan senjata. Hal ini terjadi saat Washington yang dipimpinnya terus mendorong gencatan senjata antara kedua negara.

Dalam sebuah pernyataan di Bedminster, New Jersey, Trump menyebut dirinya yakin hal itu terjadi meski Ukraina telah berulang kali menolak penyerahan wilayah semenanjung Laut Hitam itu. Diketahui, wilayah Krimea telah menjadi titik nyala antara Rusia dan Ukraina bahkan sebelum perang besar keduanya pada 2022 lalu.

"Oh, saya kira begitu," kata Trump kepada wartawan di Bedminster, New Jersey, ketika ditanya apakah menurutnya Zelensky siap untuk menyerahkan Krimea, dikutip AFP, Senin (28/4/2025).

Komentar Trump muncul sehari setelah dia bertemu Zelensky selama pemakaman Paus Fransiskus, mencairkan suasana setelah pertikaian besar antara pemimpin AS dan Ukraina di Gedung Putih pada bulan Februari. Trump menambahkan bahwa selama pembicaraan mereka di Vatikan, mereka telah membahas nasib Krimea, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014.

Sementara itu, Trump juga mengalamatkan pernyataan keras kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengatakan presiden Rusia harus "berhenti menembak" dan menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perang yang dimulai dengan invasi Moskow pada Februari 2022.

"Saya ingin dia berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan," kata Trump pada hari Minggu ketika ditanya apa yang diinginkannya dari Putin.

"Saya yakin kita memiliki batasan kesepakatan, dan saya ingin dia menandatanganinya."

Gedung Putih mengatakan bahwa tanpa kemajuan yang cepat, mereka dapat meninggalkan perannya sebagai perantara. Trump mengindikasikan bahwa ia akan memberikan waktu "dua minggu" untuk proses tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga menimpali dengan menekankan pentingnya minggu mendatang. 

"Kami sudah dekat, tetapi kami belum cukup dekat untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan pertempuran," kata Rubio kepada penyiar NBC. "Saya pikir ini akan menjadi minggu yang sangat kritis."

Namun, AS masih merasa frustrasi dengan kedua belah pihak, karena perang, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Ukraina Timur dan menewaskan puluhan ribu orang, terus berlanjut. Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak "besar-besaran" di wilayah Bryansk, Rusia, pada hari Minggu.

Kritikan Keras Jerman

Sementara itu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan pada hari Minggu bahwa Ukraina tidak boleh menyetujui semua langkah yang dilaporkan ditetapkan dalam kesepakatan yang diusulkan oleh Trump.

"Kyiv tahu gencatan senjata mungkin melibatkan konsesi teritorial," kata Pistorius kepada penyiar ARD. "Namun, ini tentu tidak akan sejauh yang terjadi dalam proposal terbaru dari Presiden AS."

Eropa telah mendorong peran yang lebih besar dalam pembicaraan Ukraina, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bergabung dengan Trump dan Zelensky sebentar untuk pertemuan di Basilika Santo Petrus.

Sementara itu, Rubio melakukan panggilan telepon pada hari Minggu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Keduanya mengatakan ada "prasyarat yang muncul" untuk memulai negosiasi menuju perdamaian jangka panjang.

Rusia bersikeras mempertahankan wilayah yang telah direbutnya dan menuntut demiliterisasi Kyiv, ditambah diakhirinya dukungan barat pada Ukraina. Di sisi lain, Ukraina terus menekankan keberadaannya di sebuah daerah yang masuk wilayah Kursk, Rusia, untuk menekan Moskow demi menurunkan syarat perdamaiannya.


(tps/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin Bertemu Utusan AS, Kesepakatan Rusia-Ukraina Sudah Dekat?

Next Article Perang Eropa Bisa Makin Menggila, Putin Tolak Proposal Damai Trump

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |