Titiek Soeharto: Proyek Pembangunan SKPT Di Sabang Sangat Lambat

1 week ago 12
Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Suharto beserta anggotanya meninjau proyek Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Sabang. (Waspada/TZ) Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Suharto beserta anggotanya meninjau proyek Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Sabang. (Waspada/TZ)

SABANG (Waspada): Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia yang diketuai Titiek Soeharto dalam kunjungan kerjanya ke Kota Sabang, menyoroti Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang tengah dibangun berjalan sangat lambat.

Pasalnya pembangunan pelabuhan perikanan yang dirancang untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ekonomi lokal tersebut hingga kini belum rampung dikerjakan, padahal pembangunan sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu.

“Sudah dari 2017, ini sudah 2025, tapi baru kerangkanya saja. Dermaganya pun belum rampung. Ini jelas terlalu lambat dan harus segera dipacu,” ujar Titiek Soeharto saat melakukan reses ke Provinsi Aceh, di Sabang, Rabu (9/4).

 Proyek Pembangunan SKPT Di Sabang Sangat Lambat

SKPT Sabang ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang mendapat dukungan dana hibah dari Jepang. Namun, hingga delapan tahun berselang, fasilitas itu belum juga dapat dimanfaatkan oleh para nelayan.

“Kita tadi sudah lihat langsung di lapangan, dan akan kita cari tahu apa masalah sebenarnya Tapi yang jelas, saya sudah tekankan bantuan hibah seperti ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan dikorupsi, jangan diselewengkan. Jangan sampai kita malu, sudah diberi bantuan tapi tidak dimanfaatkan dengan baik,” tegas Ketua Komisi IV DPR RI ini.

Ia menambahkan, dirinya telah menugaskan anggota Komisi IV asal Aceh, Ir. H. Teuku Abdul Khalid, untuk mengawal proyek-proyek yang tertunda di Sabang, termasuk SKPT ini, agar bisa segera selesai dalam waktu dekat.

Dalam kunjungannya tersebut, Siti Hediati Soeharto atau biasa dikenal dengan Mbak Titiek juga mengunjungi titik Nol Kilometer Indonesia, pihaknya juga menyoroti adanya potensi konflik kewenangan antara tiga pihak yang merasa memiliki hak pengelolaan kawasan konservasi tersebut.

“Kita akan cari solusi bersama, ini milik kita bersama, untuk kepentingan masyarakat. Harus dirembukkan baik-baik siapa yang akan mengelola agar kawasan ini bisa jadi destinasi wisata unggulan,” ucapnya.

 Proyek Pembangunan SKPT Di Sabang Sangat Lambat

Lebih lanjut ia mengungkapkan kekagumannya terhadap kekayaan alam Sabang, termasuk fakta bahwa kawasan itu menjadi jalur migrasi burung-burung dari Eropa menuju Australia.

“Biasanya kita lihat di National Geographic, ternyata ada di negeri kita sendiri. Ini harus dipromosikan, supaya masyarakat tahu. Ini bisa jadi destinasi yang luar biasa, instagramable, dan bukan hanya untuk wisatawan lokal, tapi juga dari negara tetangga,” ungkapnya.

Terakhir ia berharap, kawasan konservasi dan pelabuhan perikanan terpadu SKPT Sabang bisa segera selesai dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, dan peran aktif media lokal untuk mengawal perkembangan pembangunan SKPT.

“Jika hingga akhir tahun proyek tersebut belum rampung, wartawan lokal bisa memberikan laporan langsung ke Komisi IV DPR RI. Tolong dikawal ya, kalau belum selesai juga di tahun ini kami dikabari. Kita ingin nelayan bisa segera menikmati manfaat pembangunan ini,” tutupnya. (b18)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

 Proyek Pembangunan SKPT Di Sabang Sangat Lambat

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |