
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): Normalisasi drainase digencarkan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan di sejumlah titik. Petugas dari Dinas SDABMBK Kota Medan tampak sibuk berjibaku mengangkat lumpur dan sampah dari saluran drainase yang telah lama tertutup sedimen.
Di sepanjang Jalan Gaperta, Kecamatan Medan Helvetia, deru mesin ekskavator terdengar bersahutan dengan suara air yang mengalir. Sampah-sampah plastik yang dibuang oleh warga sembarang ke selokan diangkat petugas dengan tangan dan alat.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Normalisasi ini gencar keliling di sejumlah titik, karena menjadi bagian dari program normalisasi drainase yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan,” kata Kadis SDABMBK Kota Medan Gibson Panjaitan, Kamis (31/7).
UPT Wilayah Barat SDABMBK berhasil membersihkan saluran sepanjang 1.337 meter di Jalan Gaperta. Petugas membuka kembali jalur air yang selama ini tersumbat.
“Drainase yang bersih membuat air mengalir lancar dan mengurangi risiko genangan. Tujuan kami sederhana, menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi warga. Kami berharap kesadaran masyarakat juga,” ujar seorang petugas lapangan yang tengah membersihkan sisa lumpur.
Tidak hanya di Medan Helvetia, normalisasi drainase juga dilakukan di Jalan Subur II Gang Persatuan, Medan Polonia oleh UPT Medan Selatan. Dan juga di Jalan Bhayangkara, Medan Tembung oleh UPT Medan Timur.
Di Medan Tembung, anak-anak sekolah yang melintas berhenti sebentar, menonton petugas yang turun ke dalam saluran air, melihat tubuh mereka belepotan lumpur. Tangan tua petugas tampak kokoh, menggenggam cangkul yang berlapis lumpur. “Beginilah kerja kami. Kalau drainase lancar, banjir bisa dihindari,” kata Ahmad salah satu pekerja lapangan yang sudah dua dekade bertugas membersihkan saluran.
Setiap harinya, tim SDABMBK menyisir gang-gang dan jalan utama, memastikan saluran air bebas dari sampah dan endapan lumpur. Langkah ini diambil untuk meminimalkan risiko banjir yang kerap meresahkan warga, terutama di musim penghujan.
Peran warga jadi kunci Tim UPT Medan Selatan mengungkapkan, banjir bukan hanya soal hujan, tapi juga soal kebiasaan warga. Sampah rumah tangga yang dibuang ke selokan membuat saluran seperti jantung yang tersumbat. “Air itu butuh jalan. Kalau jalannya kita tutup dengan plastik dan botol bekas, ya air akan cari jalan ke rumah kita sendiri,” kata petugas.
Pemerintah Kota Medan mengingatkan, banjir tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan, tapi juga ulah manusia. Saluran yang tersumbat seringkali akibat sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan.
“Banjir bisa kita cegah bersama. Jangan membuang sampah ke drainase, jaga kebersihan lingkungan, dan ikut memantau saluran di sekitar rumah kita,” kata Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, dalam imbauan terbarunya.
Program normalisasi drainase menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan Kota Medan. Lingkungan yang bersih dan drainase yang berfungsi optimal tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga mendorong kualitas hidup warga. Dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Kota Medan bisa lebih siap menghadapi musim hujan tanpa lagi dihantui oleh genangan banjir yang merusak aktivitas warga. (id18)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.