dr. Julahir Hodmatua Siregar, Sp.PD menyampaikan edukasi leptospirosis kepada warga Kelurahan Rainiate di tengah kondisi banjir yang masih berdampak. Itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular pascabanjir. Waspada.id/Ist
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
TAPANULI SELATAN (Waspada.id): Kondisi banjir yang masih menggenangi sebagian wilayah Tapanuli Selatan, menyebabkan terganggunya aktivitas warga, khusus di Kelurahan Rainiate, Kecamatan Angkola Sangkunur.
Itu sebabnya, daerah itu dijadikan sebagai lokasi pelaksanaan edukasi leptospirosis dan pelayanan kesehatan oleh Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) pada Rabu, 24 Desember 2025.
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan penyakit menular yang berpotensi meningkat pascabanjir, terutama saat sanitasi lingkungan belum sepenuhnya pulih.
Kegiatan dilaksanakan melalui dukungan hibah pendanaan DPPM Dirjen Risbang Kemendiktisaintek RI, serta melibatkan tenaga medis dan mahasiswa FK UISU. Dalam pelaksanaannya, tim memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan penyuluhan langsung kepada masyarakat yang terdampak.
Tim Medis FK UISU melakukan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak dan memastikan keluhan kesehatan tertangani di saat kondisi lingkungan belum sepenuhnya normal. Waspada.id/IstEdukasi kesehatan dipandu oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr. Julahir Hodmatua Siregar, Sp.PD, yang menekankan bahwa leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang perlu diwaspadai saat kondisi lingkungan lembap, banyak genangan, dan potensi kontaminasi meningkat.
Ia menjelaskan bahwa leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menular melalui air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan, terutama tikus. Penularan dapat terjadi ketika bakteri masuk ke tubuh melalui luka terbuka atau selaput lendir, terutama saat masyarakat beraktivitas di lokasi tergenang tanpa perlindungan yang memadai.
Dalam kesempatan tersebut, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung dengan air banjir tanpa alat pelindung diri. Serta menggunakan alas kaki dan sarung tangan ketika membersihkan rumah atau area sekitar yang terdampak.
Karena itu, warga juga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, mata kemerahan, mual, atau keluhan lain yang mengarah pada infeksi leptospirosis.
Warga begitu antusiasme warga mendatangi posko layanan kesehatan FK UISU guna mendapat pertolongan medis dan informasi pencegahan penyakit di tengah situasi pascabencana yang masih berlangsung. Waspada.id/IstSelain penyuluhan, Tim Medis FK UISU juga melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan pengobatan bagi warga yang mengalami keluhan, khususnya yang berkaitan dengan penyakit infeksi pascabanjir.
Pada kesempatan itu, warga tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan, termasuk aktif bertanya mengenai langkah pencegahan, tanda bahaya, dan penanganan awal jika terdapat gejala.
Tim Medis FK UISU berharap pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya leptospirosis dapat meningkat, sekaligus mendorong penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai langkah preventif untuk menekan risiko penularan penyakit di Kelurahan Rainiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan.(id.28)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































