Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana memanggil Badan Usaha Swasta penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat. Hal ini seiring dengan isu menipisnya pasokan BBM jenis bensin di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta seperti Shell dan BP-AKR dalam sepekan terakhir.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Laode Sulaeman mengatakan dalam agenda yang rencananya akan digelar besok Selasa tersebut, pihaknya akan mempertemukan Badan Usaha swasta dengan Pertamina untuk sinkronisasi pasokan BBM.
Adapun, dalam proses sinkronisasi tersebut, kemungkinan Badan Usaha Swasta diminta untuk membeli BBM dari Pertamina. "Besok kita panggil semua, besok pagi. Kita bahas bagaimana, kan Pak Wamen sudah bilang, perlu dilakukan sinkronisasi. Sinkronisasi itu adalah antara Pertamina sama SPBU swasta. Itu bahasanya. Jadi sinkronisasi itu apa? Volume, kemudian spek, disinkronkan besok," kata Laode di Kementerian ESDM, Senin (8/9/2025).
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung membeberkan alasan menipisnya stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta. Misalnya seperti Shell dan BP-AKR terutama dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut dia, menipisnya stok BBM badan usaha swasta terjadi seiring adanya peralihan konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi dengan volume mencapai 1,4 juta kiloliter (KL). Hal ini disebabkan oleh penerapan kewajiban penggunaan QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi di SPBU Pertamina.
"Jadi ini terjadi peningkatan. Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter, yang ini BBM jadi. Ke non subsidi. Jadi itu yang menyebabkan itu ada peningkatan permintaan untuk badan swasta," ungkap Yuliot ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Yuliot mengatakan banyak masyarakat yang sejatinya belum melakukan pendaftaran QR Code untuk mengisi BBM subsidi. Ini terjadi lantaran kapasitas mesin (CC) kendaraan yang mereka miliki tidak sesuai ketentuan, sehingga akhirnya beralih menggunakan BBM non-subsidi.
"Sementara masyarakat karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin itu CC kendaraannya tidak sesuai, terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite itu menjadi non subsidi," katanya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lapangan, beberapa SPBU swasta yakni milik BP dan Shell mengalami kekosongan stok BBM. Misalnya seperti di wilayah Depok, Jakarta Selatan hingga Tangerang Selatan.
Di SPBU BP, terpantau hanya menjual BBM jenis Ultimate Diesel dan Shell hanya menjual V-Power Diesel.
Ingrid Siburian, President Director & Managing Director Mobility, Shell Indonesia menyampaikan, bahwa produk bahan bakar minyak (BBM) Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU Shell hingga waktu yang belum dapat dipastikan.
"SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel dan layanan lainnya; termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell," jelas Ingrid kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/8/2025).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang HUT ke-80 RI, Harga BBM Bensin di Seluruh SPBU RI Kompak Turun