Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir setengah dari total hulu ledak nuklir dunia berkumpul dalam satu panggung di Beijing pekan ini.
China baru saja menggelar parade militer yang digelar di Lapangan Tiananmen pada Rabu (3/9/2025). Bukan hanya menjadi ajang unjuk kekuatan China, tetapi juga pertemuan simbolis para pemimpin negara dengan kapasitas nuklir besar dunia.
Di antara tamu kehormatan, hadir Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, hingga Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. Kehadiran merak bukanlah sekedar seremoni, melainkan mencerminkan konstelasi baru dalam geopolitik global.
Menurut Federasi Ilmuwan Atom, dunia memiliki sekitar 12.331 hulu ledak nuklir pada awal 2025, dengan lebih dari 9.600 unit berada dalam stok militer aktif. Jumlah ini memang jauh menurun dibandingkan masa Perang Dingin, ketika lebih dari 70.000 hulu ledak tersimpan. Namun, efektivitas teknologi nuklir modern membuat kekuatan yang ada saat ini jauh lebih mumpuni dibandingkan sebelumnya.
Bila digabungkan, keempat negara tersebut menguasai sekitar 5.129 atau sekitar 46,22% dari total hulu ledak nuklir dunia, sebuah angka yang menegaskan betapa parade ini menjadi panggung penting dan bukan hanya sekedar pertunjukan militer biasa.
Daftar Hulu Ledak Nuklir Negara yang Hadir di Parade Militer China
Rusia masih menjadi negara dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia. Menurut data SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute), Moskow memiliki sekitar 4.309 hulu ledak aktif, atau setara lebih dari 35% dari total hulu ledak nuklir dunia.
China berada di posisi berikutnya dengan 600 hulu ledak nuklir, angka yang terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Beijing bahkan diproyeksikan akan menyamai jumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) milik Amerika Serikat dan Rusia pada akhir dekade ini, seiring modernisasi alutsista yang agresif.
Foto: (REUTERS/Maxim Shemetov)
China memamerkan tiga kelas baru rudal balistik antarbenua (Inter Continental Balistic Missile/ICBM) kemampuan nuklir dalam parade militer memperingati 80 tahun kekalahan Kekaisaran Jepang. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Pakistan tercatat memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir. Meski skalanya lebih kecil, Islamabad terus memodernisasi sistem peluncuran triad darat, laut, dan udara untuk memperkuat daya gentar strategisnya.
Sementara itu, Korea Utara menjadi yang paling misterius. Rezim Pyongyang merahasiakan detail kekuatan persenjataan dengan hulu ledak nuklir, tetapi SIPRI memperkirakan Kim Jong Un memiliki sekitar 50 hulu ledak operasional. Jika seluruh material fisil yang dimilikinya diproses, jumlah tersebut bisa meningkat hingga 90 hulu ledak.
Foto: Kantor berita resmi Korea Utara KCNA merilis pada Selasa (19/12) bahwa pihaknya telah meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-18 sebagai latihan untuk mengkonfirmasi kesiapan perang pasukan pencegahan nuklirnya dalam menghadapi meningkatnya permusuhan dari Amerika Serikat. (via REUTERS/KCNA)
Kantor berita resmi Korea Utara KCNA merilis pada Selasa (19/12) bahwa pihaknya telah meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-18 sebagai latihan untuk mengkonfirmasi kesiapan perang pasukan pencegahan nuklirnya dalam menghadapi meningkatnya permusuhan dari Amerika Serikat. (via REUTERS/KCNA)
Parade militer Beijing bukan hanya etalase alutsista terbaru China, tetapi juga pesan geopolitik tersirat yakni negara-negara dengan kekuatan nuklir besar kini semakin erat memperlihatkan kedekatan di hadapan dunia. Minimnya kehadiran negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya, semakin mempertegas pergeseran kekuatan global.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)