Sedih.. 37.000 Tentara AS Terancam Tak Digaji, Telantar di Luar Negeri

1 hour ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan ribu tentara Amerika Serikat (AS) di Jerman menghadapi ketidakpastian finansial setelah pemerintah AS memperingatkan bahwa mereka kemungkinan tidak akan menerima gaji pada November jika penutupan pemerintahan (government shutdown) terus berlanjut.

Sekitar 37.000 tentara AS di Jerman kini bergantung pada dana darurat yang hanya cukup menutupi gaji bulan Oktober. Pentagon menyebut pembayaran berikutnya belum dapat dipastikan seiring kebuntuan anggaran antara Partai Demokrat dan Republik yang kian berlarut.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada CBS News bahwa kondisi ini berpotensi membuat para prajurit kehilangan penghasilan mereka sepenuhnya.

"Mulai 15 November, prajurit pria dan wanita kita yang mempertaruhkan nyawa mereka tidak akan lagi dapat menerima gaji jika kebuntuan ini berlanjut," ujar Bessent, dikutip Kamis (6/11/2025).

Dalam panduan terbaru di situs resminya, Angkatan Darat AS bahkan menyarankan tentaranya di Jerman untuk mencari bantuan ke bank makanan, lembaga sosial, atau organisasi berbagi makanan setempat. Beberapa lembaga di Jerman diketahui menyediakan makanan sisa melalui lemari es umum (community fridges).

Namun, akses ke tunjangan sosial Jerman bagi tentara AS sangat terbatas. Pakar hukum ketenagakerjaan Michael Fuhlrott menjelaskan bahwa status hukum mereka tidak memungkinkan menerima bantuan publik Jerman.

"Tunjangan warga negara tidak dapat diberikan kepada tentara asing yang hanya sementara tinggal di Jerman," kata Fuhlrott, menambahkan bahwa peraturan NATO juga melarang pemberian tunjangan ganda bagi tentara asing.

Sementara itu, Kementerian Keuangan Jerman turun tangan membantu sekitar 12.000 pegawai sipil di pangkalan militer AS, dengan menyediakan 43 juta euro (sekitar Rp776 miliar) untuk menutup gaji pekerja logistik, katering, dan keamanan. Namun dana itu hanya bersifat pinjaman, yang nantinya harus dibayar kembali oleh pemerintah AS setelah krisis anggaran usai.

Untuk gaji Oktober, Pentagon menggunakan dana darurat sebesar US$5,3 miliar (sekitar Rp85,7 triliun) yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk undang-undang pemotongan pajak dan rekening pengadaan militer. Bahkan, seorang donatur anonim dilaporkan menyumbang US$130 juta (sekitar Rp2,1 triliun) untuk membantu menutupi kekurangan gaji pasukan.

Krisis ini menyoroti kerentanan keuangan banyak keluarga militer. Menurut laporan Blue Star Families, "kurang dari satu dari tiga keluarga militer memiliki tabungan lebih dari US$3.000" (sekitar Rp48 juta).

Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Republik, John Thune, masih menyatakan optimisme bahwa kesepakatan anggaran bisa tercapai pada akhir pekan ini, yang diharapkan dapat mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS sejak dimulai 1 Oktober lalu.

Jika tidak, ribuan tentara AS di luar negeri, termasuk di Jerman, terancam menghadapi November tanpa penghasilan, dan mungkin benar-benar bergantung pada solidaritas masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ratusan Marinir AS Tiba di Los Angeles Atas Perintah Trump

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |