Sarjana Melayu Dalam Asta Cita

10 hours ago 5

Oleh Prof Dr Nispul Khoiri, M.Ag

Pengukuhan pengurus ISMI 28 Juni 2025, menandai terus berjalan berkembang berestafet dari waktu ke waktu. Sebagai sebuah organisasi yang merupakan kumpulan sarjana anak Melayu dengan keilmuan beragam…

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Indonesia telah diperkuat oleh ragam komponen bangsa, salah satunya adalah komunitas masyarakat pembelajar dan terpelajar disebut sebagai kelompok sarjana. Eksistensi sarjana begitu urgen dalam sebuah negara karena pikiran dan karya sarjana menjadi bagian kekuatan negara. Para sarjana adalah agen perubahan (agen of change) karena mendorong perubahan positif di masyarakat. Kelompok sarjana dengan kemampuan dan keilmuan yang mereka miliki berpotensi menghasilkan ide inovatif. Negara ini cukup berbangga atas peningkatan jumlah sarjana Indonesia kehadiran sarjana setiap tahunnya. Mereka lahir dari latar belakang berbeda-beda termasuk dalam etnis berbeda pula.

Suku Melayu termasuk suku yang banyak memproduk sarjana yang disebut “sarjana Melayu”. Mereka menjadi sumber daya manusia handal, memosisikan dirinya sebagai tokoh, cerdik pandai berkompetan di bidangnya masing-masing. Tidak sedikit yang mengambil peran menjadi elit negara atau daerah. Para anak Melayu duduk sebagai birokrat, tokoh politik, ekonom, pendidik, akademisi, aparat hukum dan lainnya, tampil ke depan memberikan pemikiran konstruktif.

Pada perjalanannya kelompok sarjana Melayu membutuh sebuah organisasi, guna mewadahi eksistensinya. Organisasi tersebut telah didirikan dengan nama Ikatan Sarjana Melayu Indonesia (ISMI). Persyarikatan ini dipandang penting menampung aspirasi, kepentingan dan tujuan bersama serta mengembangkan potensi diri, etnis, daerah serta negara. Tulisan ini sekedar menegaskan peran ISMI di Indonesia serta menuntun arah jalan ISMI sebagai agen perubahan dengan menyelaraskan visi Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045.

Terminologi Sarjana Melayu

Term “sarjana Melayu” merupakan penggalan dua kata yakni “sarjana” dan “Melayu” yang membentuk satu makna tersendiri. Kata sarjana merupakan kata benda diartikan orang pandai (ahli ilmu pengetahuan). “Sarjana” dalam erti terminologi adalah gelar strata satu dicapai seseorang yang menamatkan tingkat terakhir di perguruan tinggi yang berlangsung selama empat hingga tujuh tahun. Dalam konteks Indonesia gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan hurup S diikuti inisial bidang studi .

Selanjutnya kata “Melayu” bisa merujuk berbagai perspektif, mulai suku bangsa, bahasa atau budaya yang terkait dengan wilayah Asia Tenggara Maritim, merujuk kepada orang yang menuturkan bahasa Melayu hingga mengacu kepada wilayah geografis tertentu seperti Semenanjung Malaka dan pulau di sekitarnya. “Melayu” juga merujuk istilah lebih luas seperti “dunia Melayu” mencakup wilayah geografis dan budaya yang dihuni orang Melayu. Memahami terminologi “Melayu” memiliki makna luas dan dapat merujuk banyak berupa kelompok etnis, bahasa, budaya dan wilayah geografis Asia Tenggara serta lainnya.

“Sarjana Melayu” didefinisikan sebagai orang Melayu mendapat gelar akademik strata satu yang dicapainya setelah menamatkan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Bahasa sederhananya sarjana Melayu diistilahkan dengan cendikiawan atau akedamikus Melayu, merujuk pada seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam dan keahlian dalam bidang tertentu baik secara teoritis maupun dalam penerapannya. Jika dilihat dalam arti luas, terminologi sarjana Melayu harus dilihat dua perspektif yakni:

(1). Gelar akademik sarjana (S1) yang diperoleh dari perguruan tinggi diberikan kepada orang Melayu. Misalnya sarjana Melayu telah membentuk komunitas dalam Ikatan Sarjana Melayu Indonesia yang di dalamnya kumpulan orang Melayu dengan latar ilmu berbeda. (2). Individu yang bergelar sarjana Melayu dalam bidang keilmuan Melayu atau terkait dengan kebudayaan, sejarah, adat istiadat Melayu. Kalau disebut pula seseorang ahli, pakar atau praktisi Melayu adalah seseorang yang memiliki pengetahuan mendalam dengan keilmuan Melayu berupa budaya, sejarah, seni dan lainnya.

ISMI Aset Strategis Negara

Sejak didirikannya ISMI bertransformasi menjadi organisasi modren bagi sarjana anak Melayu, telah menempatkannya menjadi wadah cendikiawan dan akademikus negeri ini. Dalam tubuh organisasi ini adala individu yang berpengetahuan, keterampilan dan keahlian. Kelompok sarjana ini memiliki semangat dan komitmen tinggi menciptakan inovasi dan mengembangkan ilmu – teknologi yang dapat memajukan berbagai sektor. Tidak terbilang pula jumlah mereka menjelma menjadi tokoh besar menorehkan karya untuk kepentingan kemajuan negara ini. Artinya kekuatan konstruksi negara ini dalam seluruh dimensi kehidupan dibangun dari integral peran sarjana Melayu.

Indonesia merupakan bangsa dan negara besar, yang tidak dapat dibangun melalui instrumen pemerintah saja, melainkan membutuhkan penyangga kuat tegak berdirinya negara ini. Pilar-pilar negara harus diakomodir dilibatkan memberikan kontribusi berinovasi dalam pembangunan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi, keamanan, peningkatan kesejahteraan masyarakat semuanya siap terlibat sebagai komponen negara. ISMI bagian dari pilar sekaligus aset strategis negara yang harus memfungsikan dirinya, di antaranya : (1). Pengingkatan legitimasi kebijakan. Diminta atau tidak diminta ISMI harus mendukung setiap kebijakan negara selama kebijakan tersebut memberikan kemaslahatan kepada masyarakat (2). Peningkatan efektivitas program pemerintah. Kehadiran ISMI berpartisipasi dalam program pemerintah dalam pembangunan efektif dan efisien, karena ISMI dibentuk oleh masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat, maka sedikit banyak akan memahami persoalan daerah dan kemasyarakatan.

(3). Penguatan demokrasi. Bagi ISMi fungsi ini juga tidak kalah pentingnya dalam mengawal demokrasi seperti Pemilu dan pengawasan pemerintah untuk memperkokoh demokrasi dan memastikan pemerintah responsif terhadap aspirasi rakyat Indonesia (4). Menjaga keutuhan NKRI. Lazimnya kemajemukan itu rentan dengan konflik horizontal. Konflik merupakan hal yang terjadi akibat dari interaksi manusia dilatari keanekaragaman yang dibawa oleh individu dalam interaksi setidaknya konflik disebabkan oleh aspek primordialisme, etnosentrisme dan fanatisme yang berlebihan. ISMI harus memfungsikan dirinya pada posisi tengah sebagai alat pemersatu.

Peta Jalan ISMI

Pengukuhan pengurus ISMI pada 28 Juni 2025 atau tepatnya memasuki periode 2025-2030 M, menandai terus berjalan berkembang berestafet dari waktu ke waktu. Sebagai sebuah organisasi yang merupakan kumpulan sarjana anak Melayu dengan keilmuan beragam, organisasi ini dipandang sebagai organisasi elit. Paling tidak diukur dengan kesadaran para cendikia Melayu memiliki loyalitas tinggi di samping memiliki struktur kuat menubuhkan perserikatannya sejak berdiri hingga saat ini. Pengukuhan ini harus menjadi momentum pembenahan segala sisi untuk harus dirapikan, diperkuat sehingga organisasi ini mengkristal menjadi organisasi modren, elit dan dibutuhkan masyarakat dan negara

Peta jalan (roadmap) ISMI menjadi prinsipil concern diperhatikan. Peta jalan menjadi panduan strategis bagi organisasi, meningkatkan koordinasi dan memastikan keselarasan semua pengurus secara terstruktur dari pusat hingga ke daerah mencapai tujuan bersama. Peta jalan membantu ISMI mengartikulasikan visi, tujuan dan inisiatif yang diperlukan mencapai keberhasilan jangka panjang. Peta jalan yang telah dirumuskan periode lalu tidak selamanya dapat menangkap kebutuhan dan isu kekinian, karena waktu dan masa senantiasa berubah, segala program harus menyelaraskan sesuai kebutuhan. Roadmap ISMI perlu direvisi diperkuat menyelaraskan nafas kontemporer meskipun tidak menghilangkan kontruksi masa lalu namun berorientasi saling melengkapi. Menyelaraskan napas kontemporer adalah bagian dari orientasi kenegaraan melalui visi Asta Cita.

Penguatan delapan misi Asta Cita pemerintahan Prabowo – Gibran menjadi fondasi prioritas penguatan arah jalan ISMI ke depan. Apalagi semangat Asta Cita telah terbangun dalam platform pendirian ISMI meskipun masih bersifat parsial belum komprehensif. ISMI harus mampu memasukkan dirinya ke dalam visi Asta Cita sebagai landasan kerja dan orientasi menjalankan roda organisasi ini. ISMI harus selaraskan programnya hasil adopsi Asta Cita guna berkontribusi pada pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Pada 2045 Indonesia diperkirakan mendapatkan bonus demokrafi dimana jumlah penduduk Indonesia 70 % nya dalam usia produktif (15-64 tahun) banyak dihadapkan tantangan dan harapan tidak pasti, jika generasi tidak diperkuat dalam visi Asta Cita. ISMI sebagai salah satu komponen, harus mampu mendorong sejak dini tenaga produktif potensial mewujudkan kreativitas dan inovasi tinggi untuk Indonesia emas. Selazim-nyalah ISMI secara global memberikan penguatan ragam ilmu pengetahuan, inovatif dan tingkat kreativitas tinggi agar generasi Indonesia telah siap memasuki era tersebut. Semoga!

Penulis adalah Dewan Pakar PP ISMI, Bergelar Datuk Cendikia Penata Raja & Guru Besar UIN Sumatera Utara.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |