Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia telah memasuki semester pertama tahun ini. Sepanjang paruh pertama, saham Agro Bahari Nusantara (UDNG) telah naik ribuan persen dan tercatat sebagai saham dengan kenaikan tertinggi di bursa pada paruh pertama.
Saham UDNG tercatat sempat naik 3.000% lebih ke Rp 1.475 per saham. Namun, kini saham yang sudah terbang ke langit tersebut pelan-pelan mulai menukik ke bawah.
Tercatat, saham UDNG telah turun signifikan ke level Rp 975 per saham. Dalam sepekan ini saham UDNG amblas terus menerus hingga menyentuh ARB. Empat hari belakangan saham UDNG terjerembab di zona merah dengan penurunan hampir 10% per harinya.
Hingga perdagangan siang ini, saham UDNG terjun 33,9% dalam sepekan ke level Rp 975 per saham.
Seperti diketahui, emiten budi daya udang ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Oktober 2023 lalu melepas sebanyak 500 juta saham baru atau 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan mematok harga penawaran 100 per lembarnya.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Manajemen mengaku, sepanjang tahun 2025, saham Perseroan mengalami pergerakan beserta dengan peningkatan volume transaksi yang dimulai sejak 05 Maret 2025.
"Kita tidak ada informasi tentang pergerakan saham UDNG, itu lebih ke masyarakat, apa yang reflect dari masyarakat terhadap kinerjanya atau prospek dari UDNG dan tidak ada rencana perseroan yang belum disampaikan kepada publik," tulisnya, Kamis (10/7).
Selain itu, manajemen juga menyampaikan perseroan telah merealisasikan dana yang didapat dari IPO untuk melakukan ekspansi usaha dengan membangun tambak yang berlokasi di pantai Tanjung Kemirai. Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Tambak tersebut telah beroperasi pada awal Februari 2025.
Perseroan mencatatkan jumlah aset perseroan yang menurun pada tahun 2024 menjadi Rp. 57.611.939.195 dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp. 60.223.841.893. Penurunan tersebut didorong oleh peningkatan jumlat aset lancar dan tidak lancar.
Jumlah aset lancar menurun sebesar 61%, dari sebesar Rp 28.519.958.592 pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 11.219.429.580 pada tahun 2024. Sementara aset tidak lancar perseroan naik sebesar 46% yaitu dari sebesar Rp 31.703.883.301 pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 46.392.509.615.
Pada jumlah liabilitas perseroan, naik sebesar 79%, yaitu dari Rp 1.330.629.788 pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 2.381.022.564 pada tahun 2024.
Peningkatan liabilitas tersebut didorong oleh liabilitas jangka panjang dari sebesar Rp 167.440.677 pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 1.390.459.564 pada tahun 2024, kenaikan tersebut didorong oleh liabilitas sewa yaitu penambahan hutang atas aset hak guna.
Jumlah ekuitas menurun dari sebesar Rp 58.893.211.105 pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp 55.230.915.631 pada tahun 2024.
Penjualan Perseroan mengalami penurunan jauh, dari sebesar Rp 8.348.193.858 pada tahun 2023 menjadi sebesar Rp. 3.132.558.298 pada tahun 2024, atau turun sebesar 62%, penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya penjualan dari udang Vannamei.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Permen Yupi Mau IPO, Begini Prospek & Kinerjanya!