Saham BRI, BNI dan Mandiri Masih Berpotensi Naik, Bisa Cuan Berapa?

1 week ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air akhirnya berpesta usai penurunan tajam pada sepekan lalu. Baik investor maupun trader dibuat happy pada hari pertama perdagangan saham di bulan Ramadhan dengan melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nyaris 4%. Reboundnya saham-saham perbankan memberi harapan untuk penguatan yang lebih tinggi.

Pada perdagangan kemarin Senin (3/3/2025), IHSG ditutup sumringah dengan melejit 3,97% di level 6.519,66. Kenaikan ini menjadi pembuka perdagangan saham di bulan Ramadhan dengan baik dan kenaikan pertama di bulan Maret 2025. IHSG pun berhasil meninggalkan level psikologis 6.200.

Saham perbankan akhirnya rebound tajam usai penurunan yang luar biasa dalam sepekan kemarin. Optimisme terhadap pemulihan ekonomi dan peningkatan permintaan kredit di sektor-sektor prioritas yang dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong reboundnya saham-saham perbankan.

Bank Indonesia pun telah memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat menjadi 11-13% pada tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 10-12%.

Selain itu, kabar terbaru dari JP Morgan yang meningkatkan rekomendasi saham-saham perbankan besar di Indonesia, di tengah kondisi aksi jual dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini pun mendorong saham-saham perbankan melejit dengan signifikan.

CNBC Indonesia Research telah menganalisa tiga saham perbankan yang diprediksi akan melanjutkan reboundnya dalam sepekan ini.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Saham perbankan plat merah satu ini mencatatkan kenaikan saham perbankan big caps paling tinggi. Dimana pada perdagangan kemarin Senin (3/3/2025), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melesat 9,23% di level Rp3.670 per lembar saham.

Kenaikan tersebut tak luput dari kabar baik, JP Morgan akhirnya menaikkan rating saham BBRI dari neutral menjadi overweight. Artinya analis memperkirakan bahwa harga saham perusahaan tertentu akan menunjukkan performa yang lebih baik di masa depan nanti.

Analis JP Morgan, Harsh Wardhan Modi menargetkan harga saham BBRI di level Rp 4.200 per saham berdasarkan pada kelipatan price/book (P/B) wajar yang berasal dari dividend discount model (DDM) sebesar 1,64 kali dengan return on equity (RoE) yang dinormalisasi sebesar 19,8%. Selain itu, BBRI memiliki tingkat bebas rasio sebesar 7%, biaya modal sebesar 14,8%, dan tingkat pertumbuhan terminal sebesar 7%.

Di sisi lain, dia menjelaskan, aksi jual di saham bank BUMN tanah air mengakibatkan penurunan harga saham BUMN sebanyak 17% secara year to date (YtD). Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan IHSG 13% dan MSCI Emerging Market yang meningkat 2%.

Alhasil, kondisi tersebut menunjukkan potensi pemulihan teknis jangka pendek bagi saham-saham perbankan. Meskipun proyeksinya hati-hati, harga saham telah turun di bawah level target, sehingga sulit untuk mempertahankan sikap bearish pada sektor tersebut.

Berdasarkan analisisnya, BBRI memiliki fundamental yang kuat pada bisnis pendaan UMKM, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai profitabilitas yang signifikan sepanjang siklus. Namun, saat ini BBRI sedang mengalami fase penurunan kualitas aset. Hal ini akibat dari perubahan makroekonomi dan lemahnya penjaminan di Kupedes, terutama pada 2023 lalu.

Pihak BBRI pun sedang dalam proses mengatasi tantangan ini sekaligus memperbaiki non-performing loan (NPL). Proses ini kemungkinan akan memakan waktu, namun cukup banyak risiko yang telah diperhitungkan Manajemen BBRI.

Lebih jauh, emiten pelat merah satu ini dipandang memiliki modal yang melebihi kebutuhan pertumbuhan bank tersebut. Oleh karena itu, JP Morgan memperkirakan BBRI bisa mencatatkan rasio pembayaran yang tinggi. Di satu sisi, hal ini akan membatasi pertumbuhan book value (BV) BBRI, namun emiten ini akan menghasilkan dividend yield yang tinggi.

Dari penutupan perdagangan kemarin, saham BBRI memiliki peluang upside hingga 14,44% dengan target harga JP Morgan di Rp4.200 per lembar saham.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Saham bank plat merah lainnya yang mendapat angin segar dari JP Morgan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Harsh Wardhan Modi, Analis JP Morgan, menaikkan peringkat saham BMRI dari Underweight (UW) ke Neutral (N).

Analis JP Morgan mencatat sejumlah saham bank BUMN terkoreksi 17% sejak awal tahun. Penurunan ini lebih dalam dibandingkan IHSG yang turun 13%.

Secara fundamental, menurut Modi, prospek sejumlah saham ini masih menghadapi tantangan. Kemudian penurunan harganya pun berada di bawah target. "Kondisi ini membuka peluang teknikal rebound dalam waktu dekat," ungkap Modi, dalam keterangan resminya.

Setelah revisi peringkat tersebut, JP Morgan mematok target harga untuk saham BMRI di Rp5.100 per lembar, menurut data Bloomberg.

Dengan target saham tersebut, saham BMRI memiliki peluang upside hingga 4,08% dari penutupan perdagangan kemarin Senin (3/3/2025) di level Rp4.900 per lembar saham.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

Saham bank plat merah satu ini juga tak luput dari komentar positif. JP Morgan meningkatkan rekomendasi saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dari neutral menjadi overweight.

Hal tersebut terjadi usai JP Morgan melihat valuasi saham BBNI yang telah mengalami koreksi signifikan, sehingga memberikan peluang pemulihan dalam waktu dekat.

JP Morgan menetapkan target harga saham BBNI di level Rp4.600 per lembar saham hingga akhir 2025. Akan tetapi saham perbankan masih memiliki beberapa tantangan yakni likuiditas perbankan dan tekanan biaya dana (cost of fund).

JP Morgan menilai saham BBNI memiliki prospek positif seiring dengan upaya perbaikan struktur kredit dan optimalisasi pendapatan berbasis komisi.

Dengan target saham tersebut, saham BBNI memiliki peluang upside hingga 7,98% dari penutupan perdagangan Senin (3/3/2025) di level Rp4.260 per lembar saham.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |