Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi sulit membuat banyak orang tergerak memberikan bantuan di masa penjajahan. Termasuk juga raja muslim terkaya Indonesia, Syarif Kasim II dari Kesultanan Siak.
Syarif Kasim II merupakan penguasa tanah Siak di Riau. Dia menjadi salah satu penguasa dan orang terkaya di Indonesia berkat sistem feodalisme dan kepemilikan bisnis, seperti perkebunan, pertanian, dan pertambangan minyak.
Khusus bisnis terakhir, dia menjalin kerjasama dengan perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Standard Oil Company of California. Pada 1930, dia mengizinkan perusahaan tersebut menambang minyak bumi di wilayah kekuasaannya.
Praktis, kegiatan bisnis tersebut membuat kantong pribadi raja muslim terkaya itu makin tebal. Namun, kekayaan tak membuatnya sombong dan kerap hidup mewah.
Dalam otobiografi berjudul Sultan Syarif Kasim II: Pahlawan Nasional dari Riau (2002), diketahui dia aktif membagi-bagikan harta sebab tak ingin melihat rakyatnya hidup menderita. Selama berkuasa, dia aktif mendirikan sekolah dan memberikan beasiswa kepada rakyat agar bisa cerdas.
Begitu juga usai Indonesia merdeka tahun 1949. Saat itu kondisi Indonesia sangat kacau.
Roda pemerintahan tak bisa bergerak imbas kedatangan Belanda yang ingin kembali menjajah. Lalu, rakyat juga hidup susah karena situasi politik dan ekonomi yang tak stabil.
Di tengah kondisi demikian, Syarif Kasim II memutuskan untuk membagi-bagikan harta demi mengurai kesulitan. Dia membagikannya bukan kepada rakyat perseorangan, tetapi pemerintah Indonesia supaya bisa digunakan semaksimal mungkin bagi masyarakat luas.
Dalam Sultan Syarif Kasim II: Riwayat Hidup dan Perjuangannya (2004) tercatat dia menyumbangkan mahkota emas, pedang kerajaan, mobil, serta kiloan emas dan berlian. Semuanya diserahkan kepada Gubernur Sumatera Tengah di Bukittinggi.
Kebaikan dan rasa simpati sang raja juga terjadi saat dirinya melihat kondisi Aceh. Saat tiba di Aceh, dia hendak membagikan emas dan berlian yang dia bawa kepada masyarakat melalui Gubernur Aceh Daud Beureuh.
Namun, Daud Beureuh menolaknya dan meminta Penguasa Siak menyerahkannya kepada pemerintah Indonesia di Yogyakarta supaya bisa diserap masyarakat luas. Alhasil, Syarif Kasim II pun segera pergi ke Yogyakarta bersama rombongan dan sisa-sisa perhiasan emas dan berlian miliknya.
Saat tiba di Istana Negara, dia memberikan semua harta pribadi kepada Presiden RI guna membantu negara dan rakyat dalam kondisi sulit. Total semua harta pribadi yang diberikannya secara cuma-cuma mencapai 13 juta Gulden atau setara miliaran rupiah pada masa sekarang.
Pemberian harta tersebut juga menandakan dukungan penguasa tanah Sumatera Timur itu atas eksistensi Indonesia. Dengan modal kekayaan yang dimiliki, Kesultanan Siak bisa saja berdiri sebagai negara merdeka. Alias tak perlu bergabung ke Indonesia.
Namun, Syarif Kasim II memutuskan mengambil jalan berbeda. Dia memberi dukungan kepada Indonesia hingga membagi-bagikan harta pribadi senilai miliaran rupiah kepada rakyat agar tak menderita.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global
Next Article Orang Terkaya RI Jajan Es di Pinggir Jalan & Jadi Supir Truk di Jawa