MEDAN (Waspada.id): Beasiswa bukan sekadar bantuan biaya kuliah, melainkan pintu masuk menuju dunia yang penuh peluang. Dengan beasiswa, mahasiswa bukan hanya meringankan beban finansial, tetapi juga mendapatkan akses ke pelatihan kepemimpinan, jejaring profesional, dan pengembangan soft skill yang akan berguna dalam menunjang karir dan kesuksesan.
Hal itu diungkapkan Johansen Silalahi, alumni penerima Beasiswa Kepemimpinan TELADAN dari Tanoto Foundation angkatan pertama tahun 2006 yang telah menyelesaikan pendidikannya S1 Universitas Gajah Mada Fakultas Kehutanan, Jurusan Manajemen Hutan.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Untuk itu, pria yang berkarir sebagai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Ahli Muda di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Asahan Barumun, UPT Kementerian Kehutanan ini mengajak para calon penerima beasiswa untuk tidak takut mencoba dan tidak salah memilih beasiswa yang akan diambil. Tetapi pilihlah beasiswa yang benar-benar bisa menunjang karir yang diharapkan.
“Jangan takut mencoba dan jangan salah pilih beasiswa. Bukan saya katakan beasiswa itu tidak baik. Banyak beasiswa, tetapi pilihlah beasiswa yang benar-benar menunjang karir kita dan yang sangat membantu. Contohnya kalau kalian misalnya IPK-nya 3,5 ke atas, tidak salah mencoba beasiswa dari Tanoto Foundation,” ujarnya.
Johansen menyebutkan, beasiswa Tanoto Foundation memberikan manfaat jauh melampaui uang kuliah. Selain dukungan finansial, penerima beasiswa juga dibekali pelatihan di luar kurikulum kampus, kesempatan magang, dan akses ke jaringan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Dengan bekal dari pelatihan tersebut, Johansen mengaku mampu mendapatkan beasiswa dari Korea untuk kuliah di S2 Yeungnam University, Republic of Korea, Jurusan Forest Resources and Ecological Restoration.
Johansen mengingatkan kepada mahasiswa yang ingin mengikuti seleksi beasiswa Tanoto Foundation, untuk mempersiapkan diri seperti tes psikotest, dimana terdapat soal-soal seperti kemampuan analisa, menggambar, belajar Forum Group Discussion (FGD), bagaimana peranmu di dalam diskusi itu, kemudian membiasakan diri untuk wawancara. Karena ini merupakan titik krusialnya.
“Selain itu juga harus memperkuat pengetahuan bahasa, pengetahuan bahasa itu luar biasa. Ya, karena trend dunia sekarang yang menguasai dunia ini kan Amerika dan China. Kalau bisa, salah satu dari bahasa itu bisa dikuasailah. Ikutlah kursus, ikut TOEFL atau IELTS dan sebagainya,” ujar pria kelahiran 14 Juni 1985.
Johansen Silalahi menceritakan, awalnya dirinya termotivasi mengikuti seleksi penerima beasiswa Kepemimpinan TELADAN Tanoto Foundation untuk membantu biaya perkuliahan, serta biaya-biaya peningkatan skill mengikuti kursus seperti kursus bahasa Jepang dan Mandarin. Apalagi beasiswa tersebut sangat luar biasa sehingga memiliki tantangan sendiri sekaligus untuk meningkatkan pengalaman.
“Kebetulan memang beasiswa dari Tanoto Foundation ini sangat luar biasa fasilitasnya, jadi saya termotivasi untuk mencobanya dan berhasil melewati setiap tahapan mulai dari administrasi hingga psikotes dan wawancara,” kenangnya.
Karena pada saat itu merupakan beasiswa angkatan pertama, lanjutnya, tantangan terbesarnya ada pada persaingan yang sangat ketat, karena diikuti mahasiswa dari kampus-kampus ternama seperti UI, UGM, maupun IPB.
“Persaingannya sangat kompetitif, yang kedua juga proses untuk seleksinya mirip-mirip melamar kerja di perusahaan bonafit. Kita ketahui ada seleksi administrasi, ada psikotest, ada FGD, serta wawancara. Nah, di situ dia tantangannya. Sangat kompetitif. Namun semuanya bisa diatasi step by step,” ujarnya.
Menurutnya, Beasiswa Kepemimpinan TELADAN Tanoto Foundation ini sangat berdampak terhadap pendidikan dan karirnya selama ini. Dia menyebutkan, salah satu syarat dari beasiswa ini yaitu harus ada laporan setiap semester dan IPK harus 3,25 minimal.
“Kita harus beri laporan kepada Tanoto Foundation. Kalau misalnya IPK di bawah 3,25 kita akan didampingi dan dibimbing. Dan saya termotivasi untuk terus belajar mempertahankan atau meningkatkan IPK. Terbukti memang IPK saya jarang 3,25 selalu naik dan terakhir saya lulus IPK 3,59,” ujarnya.
Selain itu, berhubungan dengan karir, sambungnya, dari beasiswa Tanoto ini, Johansen mendapat beasiswa juga yaitu S2 ke Korea Selatan. Menurutnya, hal itu dampak dari pengalamannya mendapatkan beasiswa dari Tanoto Foundation.
“Karena pengalaman mendapatkan beasiswa dari Tanoto Foundation, maka untuk mendapat beasiswa S2-nya, lebih mudah dan hampir sama dengan S1 itu. Nah, berhubungan dengan itu, saya mendapat S2. Dan karir saya saat ini, sebagai Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Ahli Muda pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Asahan Barumun di UPT Kementerian Kehutanan,” jelasnya.
Johansen menceritakan, ketika dirinya mendapatkan beasiswa, dirinya juga mendapatkan banyak pelatihan dengan menghadirkan narasumber ternama. Pada saat itu dirinya mendapatkan pelatihan manajemen dari Prof. Rhenald Kasali.
Selain memberikan beasiswa, sambungnya, ternyata Tanoto Foundation ini fokus juga memberikan training-training soft skill. Kemampuan-kemampuan untuk sukses itu seperti apa, dengan mengundang pakar-pakar, seperti Prof. Rhenald Kasali dan juga pakar-pakar lain.
“Ketika saya ikut pelatihan itu, saya membuka cakrawala ternyata kampus itu untuk kesuksesan hanya beberapa persen. Sedangkan selebihnya ada di dunia luar kampus. Kalau istilah Rhenald Kasali kamu sukses jika kamu bisa adaptif kepada dunia luar lah. Contohnya dimana kamu bersosial, bagaimana kamu punya networking yang luas,” ujarnya.
Menurutnya, Tanoto Foundation ini telah memberikan banyak manfaat buat dirinya dan para penerima beasiswa lainnya, sehingga dia pun mengajak para alumni penerima beasiswa dari Tanoto Foundation ini agar terus memberikan dampak positif yang lebih luas.
“Saran saya sih untuk para alumni, yang pertama kita sudah diberi beasiswa sama Tanoto Foundation, kini saatnya kita juga harus ikut berkontribusi dan bisa memberi. Nah memberi itu banyak bisa memberi berupa saran masukan, maupun memberi motivasi. Kita bisa memberi sedikit-sedikit ilmu yang kita peroleh kepada adik-adik kita ataupun calon-calon penerima beasiswa,” ujarnya.
Alumni Tanoto Foundation ini merupakan bibit unggul, dimana mereka mengalami proses seleksi yang sangat luar biasa dan IPK-nya juga sangat tinggi. Hanya orang-orang tertentu yang dapat ini. Bukan untuk membanggakan diri, tetapi benar-benar luar biasa.
Program Beasiswa TELADAN
Seperti diketahui, saat ini pendaftaran Program Beasiswa TELADAN kembali dibuka mulai 1 Juli hingga 7 September 2025. Bagi yang berminat bisa mendaftarkan diri secara online pada website Tanoto Foundation, atau dapat dilakukan melalui link berikut: bit.ly/JadiTELADAN2026.
Program ini ditujukan bagi mahasiswa semester pertama dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation yaitu IPB University, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Institut Teknologi Bandung, Universitas Hasanuddin, Universitas Mulawarman, dan Universitas Riau.
Selain beasiswa dan pelatihan kepemimpinan, penerima beasiswa TELADAN juga akan memperoleh berbagai dukungan untuk meningkatkan kepemimpinan dan soft skills, salahsatunya dukungan finansial tambahan untuk mengikuti kompetisi, konferensi, dan sertifikasi, baik di dalam maupun luar negeri.
Kemudian, Kesempatan mengikuti program pembelajaran jangka pendek, seperti summer course, student exchange, volunteering, dan program lainnya di dalam dan luar negeri. Kesempatan untuk magang di jaringan industri mitra Tanoto Foundation.
Peluang untuk mendapatkan dana riset dan melakukan penelitian kolaboratif. Setelah lulus, Tanoto Scholars akan menjadi bagian dari jaringan alumni global Tanoto Foundation yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan di dunia.
Tahun ini, mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) juga dapat mendaftar Program TELADAN, selama mereka terdaftar sebagai mahasiswa semester pertama di perguruan tinggi mitra. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.