Pramono Anung Hadiri Adu Ketangkasan Pemadam Kebakaran Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat menghadiri pembukan acara Jakarta Fire Safety Challenge 2025 di Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, Senin (15/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dalam sambutannya, Pramono mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut, mengingat kebakaran masih menjadi salah satu bencana yang kerap terjadi di ibu kota. Ia menyebut kegiatan tersebut diikuti 440 relawan pemadam kebakaran dari 44 tim kecamatan, serta 1.456 anggota tim tanggap darurat dari 112 perusahaan. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Relawan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dalam acara Jakarta Fire Safety Challenge 2025 di Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, Senin (15/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan dan tingginya angka kebakaran di Jakarta. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sebanyak 440 relawan pemadam kebakaran dari 44 tim kecamatan, serta 1.456 anggota tim tanggap darurat dari 112 perusahaan guna meningkatkan kemampuan petugas tanggap darurat gedung maupun masyarakat dalam menghadapi potensi kebakaran. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Para peserta mengikuti serangkaian lomba keterampilan pemadaman dengan apar, hidran, fire blanket, pompa portable, hingga simulasi penyelamatan korban dan pertolongan pertama. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Peserta juga terlihat melewati lorong kecil sebagai simulasi penyelamatan saat terjadi kebakaran. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Kompetisi yang berlangsung hingga 18 September ini menjadi ajang uji ketangkasan dan kekompakan bagi para petugas damkar. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sebagai informasi angka kebakaran di Jakarta sepanjang tahun 2025 mencapai 1.195 kasus. Dari jumlah itu, sekitar 267 insiden berhasil ditangani langsung oleh masyarakat. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Tingginya angka kebakaran jug menunjukkan masih ada pekerjaan rumah, mulai dari program pencegahan yang belum optimal, sistem proteksi dini yang tidak berfungsi, hingga kurangnya sumber daya manusia yang mampu melakukan pemadaman awal. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)