Perbedaan Investasi dan Trading, Pemula Wajib Tahu!

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Investasi menjadi strategi jitu dalam menempatkan dana agar tak tergerus inflasi. Misalnya saja, berinvestasi saham yang dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. Namun, tingginya keuntungan juga selaras dengan risiko.

Ada dua cara untuk meraih keuntungan dari saham yakni trading dan investasi. Apakah Anda sudah memahami perbedaan antara keduanya?

Analogi investasi mirip halnya dengan lari maraton dan sprint. Pelari marathon menempuh jarak panjang sekitar 30 kilometer, sementara pelari sprint hanya perlu menempuh jarak 100 meter.

Sekilas, kedua olahraga ini tampak sama, yaitu berlari menuju garis finish. Namun, ada perbedaan penting selain jaraknya.

Pelari marathon harus mempertahankan kecepatan yang stabil untuk menjaga stamina hingga mencapai garis finish, sementara pelari sprint menggunakan seluruh kekuatannya untuk berlari secepat mungkin dalam jarak pendek.

Investasi dan trading saham serupa dengan lari marathon dan sprint. Walaupun keduanya bertujuan mendapatkan keuntungan dari saham, investasi dan trading memiliki perbedaan yang signifikan.

Berikut adalah empat perbedaan utama antara investasi dan trading saham yang perlu Anda ketahui:

Waktu

Investasi adalah kegiatan membeli aset dengan harapan mendapatkan keuntungan berupa kenaikan harga aset atau pendapatan tetap di masa depan. Sementara itu, trading adalah aktivitas jual-beli saham.

Investor cenderung membeli saham berkinerja bagus dan menyimpannya dalam jangka waktu lama, bahkan bisa lebih dari lima tahun. Sebaliknya, trader memperlakukan saham seperti komoditas di pasar, membeli saat harga rendah dan menjualnya saat harga naik, dalam jangka waktu bulanan, harian, atau bahkan hitungan jam.

Dalam investasi saham, fluktuasi pasar jangka pendek bukanlah faktor utama. Investor sering kali justru senang ketika harga saham turun karena bisa menjadi peluang untuk membeli saham dengan harga murah.

Sementara itu, bagi trader, fluktuasi pasar sangat menentukan besarnya keuntungan yang bisa diperoleh.

Risiko

Baik investasi dan trading saham tentunya mengandung risiko yang berbeda. Risiko investasi seringkali disebut lebih kecil karena memiliki potensi return yang rendah dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, potensi keuntungan yang didapat bisa sangat besar.

Sementara itu trading memiliki risiko yang terbilang cukup tinggi dalam jangka pendek lantaran fluktuasi pasar dipengaruhi oleh banyak hal, seperti transaksi di pasar modal, harga komoditas, dan lain sebagainya.

Akan tetapi potensi keuntungan yang bisa didapat lewat trading tentu lebih besar daripada investasi dalam jangka pendek.

Ada pendapatan pasif yang bisa didapat lewat investasi

Ketika seseorang memutuskan untuk memegang saham dalam jangka waktu yang panjang, maka tak hanya capital gain (kenaikan harga saham) saja yang bisa didapat. Masih ada beberapa keuntungan lain yang bisa dinikmati, sebut saja seperti dividen.

Ketika sebuah emiten mencatatkan laba, maka besar kemungkinan mereka juga akan membagikan dividen ke para pemegang sahamnya, termasuk Anda yang memiliki saham ini.

Selain dividen, investor juga bisa mendapat manfaat lain ketika adanya aksi korporasi emiten yang bersangkutan. Manfaat yang satu ini, tentu tidak akan bisa didapat oleh para trader yang melakukan jual-beli dalam jangka pendek.

Tujuan membeli saham

Ketika seseorang menginginkan pendapatan tambahan penghasilan dalam jangka pendek, dan memiliki uang dingin berjumlah besar, maka trading tentu bisa menjadi pilihan yang bisa dipertimbangkan.

Akan tetapi, seorang trader dituntut untuk jeli dalam mengamati pergerakan harga saham di pasar dan menguasai analisis teknikal. Ketika terjadi kerugian, maka mitigasi risiko yang dilakukan adalah stop loss dengan perhitungan yang sudah ditentukan guna menyelamatkan modal.

Namun jika orang yang bersangkutan tidak memiliki uang dingin berjumlah besar, menginginkan pertumbuhan aset di masa depan, dan memiliki profil risiko investasi yang lebih konservatif, maka sangat disarankan bagi mereka untuk berinvestasi saja.

Adapun mitigasi risiko yang bisa dilakukan para investor adalah dengan melakukan diversifikasi saham berdasarkan industrinya. Stop loss juga merupakan hal yang bisa dipertimbangkan, hanya saja dalam pengaplikasiannya, investor akan melakukan stop loss jika saham yang dimiliki sudah tidak lagi berprospek cerah di masa depan.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Miris! Warga RI Lebih Tertarik Judol Dibanding Saham

Next Article Perusahaan Investasi Asal Singapura Raup Rp 17 T Hasil Lego Aset Ini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |