Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kenamaan dari Indonesia, Lo Kheng Hong, menganggap buruk kebiasaan menabung masyarakat Indonesia.
Alih-alih bisa membuat kaya dan makmur di hari tua, ia menganggap, kebiasaan menabung selama ini malah berpotensi menyebabkan sengsara di masa depan.
Lo Kheng Hong menilai, menabung atau menyimpan uang di bank malah membuat investor perlahan jatuh miskin karena nilai uang selalu turun akibat tergerus inflasi.
"Menyimpan uang di bank sebetulnya membuat kita miskin secara pelan-pelan karena nilai uang kita semakin hari semakin turun," kata Lo Kheng Hong saat menjadi pembicara di acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) beberapa waktu lalu, dikutip Jumat (5/9/2025).
Selain mengkritisi kebiasaan menabung, Lo Kheng Hong menganggap, membeli obligasi atau surat utang juga bukan pilihannya dalam mengelola keuangan. Sebab, bunga dari hasil pembelian surat utang atau obligasi itu ia anggap kecil.
"Saya juga tidak membeli emas," kata Lo Kheng Hong.
Lo Kheng Hong hanya tertarik membeli saham karena terbukti membuatnya kaya dan memiliki harta ratusan miliar. Dia pernah cuan besar dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang merupakan momen awal dirinya mengeruk keuntungan besar dari investasi saham.
Dia mengungkapkan alasan utama yang membuat dirinya berinvestasi saham, khususnya di Indonesia. "Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di dunia bagi investor jangka panjang. Sudah terbukti! Saya bersyukur saya ada di dalamnya," kata Lo Kheng Hong.
Hingga saat ini, kata Lo Kheng Hong, hampir 99% masyarakat Indonesia tidak percaya kalau investasi saham adalah pilihan terbaik. Masyarakat lebih menempatkan uang di bank atau dibelikan properti, dibanding beli saham.
Lo Kheng Hong merupakan orang yang sangat teliti dan bisa menghabiskan waktu lama membaca laporan keuangan. Usaha yang dilakukan Lo dalam meneliti laporan keuangan menunjukkan tidak sembarangan dalam memilih saham untuk investasi.
Pada 1998, Lo Kheng Hong membeli saham PT United Tractors Tbk (UNTR). Saat itu laba bersih UNTR minus Rp 1 triliun. Akan tetapi pendapatan perusahaan sekitar Rp 2 triliun-Rp 4 triliun dengan laba operasional sekitar Rp 1 triliun. Lo menilai laba bersih tersebut minus karena kurs.
Ini merupakan momentum awal dari kesuksesan Lo Kheng Hong sebagai investor saham. Cerita seperti ini diulang pada saham-saham yang lain.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Dilakukan Warga RI, Kebiasaan Ini Ternyata Bikin Miskin