Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan teknologi membuka kemungkinan tanpa batas. Setelah teknologi kecerdasan buatan (AI) dan impan chip otak, kini tim engineer dari University of Massachusetts (UMass) Amherst telah mengembangkan saraf (neuron) buatan yang aktivitas listriknya sangat mirip dengan sel otak alami.
Inovasi ini dibangun berdasarkan penelitian tim sebelumnya yang menggunakan nanokabel protein dari bakteri penghasil listrik. Pendekatan baru ini dapat membuka jalan bagi komputer yang beroperasi sangat efisien, seperti sistem kehidupan.
Bahkan, komputer di masa depan digadang-gadang dapat terhubung langsung dengan jaringan biologis, dikutip di Science Daily, Selasa (14/10/2025), berdasarkan studi yang dipublikasikan di Nature Communications.
Shuai Fu, mahasiswa pascasarjana teknik listrik dan komputer di UMass Amherst dan penulis utama studi ini, mengatakan bahwa otak manusia memroses data dalam jumlah sangat besar.
"Kendati demikian, penggunaannya sangat-sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah listrik yang digunakan untuk menjalankan model bahasa besar (LLM) semacam ChatGPT," kata Fu.
Tubuh manusia beroperasi dengan kemampuan efisiensi listrik yang luar biasa, diperkirakan 100 kali lebih canggih ketimbang sirkuit komputer. Otak sendiri terdiri dari miliaran neuron dan sel-sel tertentu yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal listrik ke seluruh tubuh.
Melakukan tugas seperti menulis cerita hanya menggunakan sekitar 20 watt daya di otak manusia, sedangkan model bahasa yang besar memerlukan lebih dari 1 megawatt untuk menyelesaikan tugas yang sama.
Para engineer sudah lama ingin merancang neuron buatan untuk komputasi yang lebih efisien energi. Namun, tantangannya terletak pada proses reduksi voltase yang sesuai dengan tingkatan biologis.
"Versi neuron buatan sebelumnya menggunakan tegangan 10 kali lebih besar dan daya 100 kali lebih besar daripada yang kami ciptakan," ujar Jun Yao, profesor madya teknik elektro dan komputer di UMass Amherst dan penulis senior makalah ini.
Akibatnya, desain sebelumnya belum efisien dan tidak dapat terhubung langsung dengan neuron hidup, yang sensitif terhadap sinyal listrik yang lebih kuat.
"[Hasil penelitian] kami hanya membutuhkan tegangan 0,1 volt yang setara dengan neuron di tubuh manusia," kata Yao.
Fu dan Yao mengatakan ada banyak pengaplikasian neuron buatan yang mereka ciptakan, mulai dari merancang ulang komputer berdasarkan prinsip-prinsip yang terinspirasi dari biologi dan jauh lebih efisien, hingga perangkat elektronik yang dapat berkomunikasi langsung dengan tubuh manusia.
"Saat ini ada berbagai macam sistem penginderaan elektronik yang tersedia. Namun sistem-sistem tersebut relatif rumit dan tidak efisien," kata Yao.
Rahasia neuron buatan berdaya rendah terbaru tim ini adalah nanokawat protein yang disintesis dari bakteri Geobacter sulfurreducens yang memiliki kemampuan super untuk menghasilkan listrik.
Yao, bersama beberapa rekannya, telah menggunakan nanokawat protein bakteri tersebut untuk merancang berbagai perangkat yang diklaim sangat efisien. Misalnya sebuah biofilm yang ditenagai oleh keringat, yang dapat memberi daya pada perangkat elektronik pribadi.
Selain itu juga sebuah "hidung elektronik" yang dapat mengendus penyakit, serta sebuah perangkat yang dapat dibuat dari hampir apa saja, yang dapat menghasilkan listrik dari udara. Bisa dibilang, penelitian canggih ini ke depannya bisa membuat 'manusia super' menjadi kenyataan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Gempa Megathrust Hantam RI, Ilmuwan UGM Kasih Peringatan Dini