Obligasi vs Emas vs Deposito: Mana Paling Menarik Buat Investasi?

4 days ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena borong emas kini terjadi usai tarif perang dagang memanas Kekhawatiran akan terjadi perlambatan ekonomi bahkan krisis di beberapa negara mendorong permintaan safe haven yakni emas menjadi meningkat.

Masyarakat pun berbondong-bondong membeli emas usai lebaran. Salah satunya antrean panjang ratusan meter mengular terjadi di lantai dasar Pondok Indah Mall (PIM).

Pada Minggu (6/5/2025), orang-orang rela mengantre panjang untuk membeli emas di PIM. Dari pantauan CNBC Indonesia, pukul 10.30 WIB, antrean di gerai terlihat mengular sekitar 200 meter panjangnya, dengan kondisi antrean yang dibuat berliku-liku. Namun tidak berhenti di situ, manajemen mall bersama Antam membagi dua antrean untuk pembelian emas.

Para pemburu emas Antam ini rela antre berjam-jam demi mendapatkan logam mulia yang harganya tengah "diskon" setelah mencetak rekor demi rekor. Pada hari ini, Selasa (8/4/2025), harga emas Antam di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung turun sebesar Rp4.000. Harga emas Antam hari ini tercatat sebesar Rp1.754. 000.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 18 Maret 2025 atau hampir sebulan terakhir.

Pelemahan kemarin juga membuat harga emas Antam ambles hingga Rp 82.000 dalam tiga hari beruntun. Padahal, harga emas Antam memecahkan rekor demi rekor di awal bulan.

Sementara itu, harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) pada hari ini ada di posisi Rp1.604.000 per gram atau anjlok Rp 4.000.

Saat harga sedang turun memang menjadi kesempatan baik untuk membeli emas. Sebab aset yang dijuluki safe haven tersebut menjadi pelindung risiko ekonomi yang dapat menggerus nilai aset.

Meski melemah, harga emas Antam sudah jauh melambung. Sepanjang tahun ini, harga emas Antam sudah menguat 15,4% atau Rp 234.000/gram.

Berbeda dengan pergerakan obligasi tenor 10 tahun terbitan 2022, kenaikannya harga berjalan 3,35% saja hingga perdagangan akhir Maret 2025.

Sementara itu dengan instrumen investasi deposito. Dalam 10 tahun terakhir, pergerakan suku bunga deposito di Indonesia cenderung fluktuatif, dengan tren umum menunjukkan penurunan di awal periode dan kemudian fluktuasi di sekitar level tertentu.

Tingkat Bunga Simpanan di Indonesia tetap tidak berubah pada 5% di bulan Maret. Tingkat Bunga Simpanan di Indonesia rata-rata sebesar 7,64% dari tahun 1998 hingga 2025, mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 56% pada bulan Juni 1998 dan level terendah sebesar 2,75% pada bulan Februari 2021.

Sehingga dari tiga instrumen investasi di atas, emas masih menjadi pemenang dengan return tertinggi dalam 10 tahun terakhir yang mencapai 223%.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |