Nasib Emas Dipertaruhkan Pekan Ini: Terbang Atau Jatuh ke US$ 3.800!

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih merosot dan kini tengah berada di area konsolidasi. Harga emas masih melemah usai rilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS), dan resmi mengakhiri tren kenaikan selama sembilan pekan.

Pada perdagangan hari ini Senin (27/10/2025) hingga pukul 06.16 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,67% di posisi US$4.084,05 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (24/10/2025), harga emas dunia anjlok 0,33% di level US$4.111,52 per troy ons.

Harga emas melemah pada perdagangan Jumat setelah data inflasi AS diperkirakan tidak kan cukup membuat The Fed agresif pada pekan ini.

Seperti diketahui, inflasi tahunan di Amerika Serikat naik menjadi 3% pada September 2025, tertinggi sejak Januari, dari 2,9% pada Agustus, namun sedikit di bawah perkiraan sebesar 3,1%.

Tingkat inflasi tahunan inti (core inflation) di AS - yang tidak memasukkan komponen bergejolak seperti makanan dan energi - turun tipis menjadi 3% pada September 2025 dari 3,1% pada dua bulan sebelumnya, juga sedikit di bawah perkiraan analis sebesar 3,1%.

Harga konsumen di AS naik 0,3% secara bulanan (month-over-month) pada September 2025, melambat dibandingkan kenaikan 0,4% pada Agustus dan sedikit di bawah ekspektasi pasar.

"Inflasi kemungkinan tidak cukup untuk sepenuhnya meredam aksi jual minggu ini. Aksi harga menunjukkan bahwa emas, dan terutama perak, perlu bergerak lebih rendah lagi sebelum konsolidasi," ujarTai Wong, seorang pedagang logam independen, kepada Reuters.

Harga emas di pasar spot mencapai rekor tertinggi US$4.381,21 per troy ons pada Senin pekan lalu. Namun, harganya telah turun lebih dari 6% sejak saat itu, karena investor melakukan aksi ambil untung dan tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan Amerika Serikar (AS)-China mengurangi permintaan safe haven.

Para pelaku pasar hampir sepenuhnya mengantisipasi penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS pekan ini, dengan penurunan lainnya diperkirakan terjadi pada bulan Desember.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang aset non-imbal hasil seperti emas sehingga membuat permintaan naik.

Sementara itu, Gedung Putih mengonfirmasi pada  Kamis bahwa Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping minggu ini, menjelang batas waktu 1 November untuk tarif tambahan AS atas impor China.

"Jika harga emas turun di bawah US$4.000 per troy ons, kita akan terus melihat penurunan yang lebih dramatis di pasar, mungkin turun ke US$3.850 per troy ons, level support utama berikutnya," ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

Harga emas batangan telah naik 55% di sepanjang tahun ini, di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan, pembelian bank sentral yang kuat, dan ekspektasi penurunan suku bunga AS, di antara faktor-faktor lainnya.

Proyeksi Emas Jelang The Fed

Prakiraan harga emas untuk Oktober 2025 menyoroti periode konsolidasi pasar seiring harga emas yang stabil setelah koreksi tajam dari rekor tertinggi. Para pelaku pasar mencermati level support dan resistance utama di sekitar US$4000 per troy ons.

Prakiraan harga emas juga mencerminkan pengaruh global yang lebih luas, termasuk ketegangan geopolitik, data inflasi AS, dan keputusan suku bunga The Federal Reserve yang akan datang. Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan permintaan bank sentral dan sentimen investor, terus memandu prospek harga emas dan strategi perdagangan jangka pendek di pasar emas.

Harga emas diperkirakan akan berfluktuasi antara US$3.951,68 dan US$4.645,91 per troy ons, dengan rata-rata US$4.298,79 per troy ons. Laporan inflasi dan keputusan suku bunga The Fed pada 29 Oktober akan memainkan peran kunci.

Pages

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |