BEIJING (Waspada.id): Setelah mengunjungi situs-situs bersejarah Dinasti Ming dan Qing, yakni Kota Terlarang (Forbidden City) dan Kuil Langit (Temple of Heaven) di Beijing, Waspada, bersama dengan beberapa media dari Medan dan perwakilan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT), berkesempatan menjelajahi Museum Nasional Tiongkok yang megah.
Berlokasi di Jalan Chang’an Timur No. 16, Distrik Dongcheng, di sebelah timur Lapangan Tiananmen, museum ini menyambut Waspada dan rombongan pada Minggu, (27/7/25).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN

Rombongan, sesuai jadwal yang telah disusun, berangkat dari penginapan menuju museum pukul 08.30 waktu setempat.
Perjalanan yang dipandu oleh seorang pemandu wisata mengungkap antusiasme publik yang terlihat dari barisan panjang pengunjung yang menantikan dibukanya museum pukul 09.00 hingga 17.00.
Waspada dan rombongan memasuki museum melalui pintu VIP, namun tetap melalui prosedur keamanan yang ketat.
Penggunaan tripod, tongsis, dan powerbank dilarang, sementara pengambilan gambar dan video diperbolehkan tanpa flash.
Di dalam, rombongan disambut oleh Zhao Mengyang dari Bagian Pendidikan Museum. Dengan ramah, beliau memberikan masing-masing anggota rombongan (berjumlah sekitar 10 orang) sebuah earphone untuk mendengarkan penjelasannya yang informatif.
Museum Nasional Tiongkok, dengan luas bangunan hampir 200.000 meter persegi, menyimpan lebih dari 1,4 juta artefak budaya Tiongkok.
Koleksi ini terus bertambah setiap tahunnya, berkat sumbangan dari berbagai penjuru negeri.

Di bawah naungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RRT, museum ini memamerkan kekayaannya melalui 48 ruang pameran.
Meskipun masuk gratis, pengunjung diwajibkan melakukan reservasi terlebih dahulu untuk mengelola jumlah pengunjung yang dibatasi hingga 30.000 orang per hari.
Zhao Mengyang memandu rombongan melalui perjalanan waktu, memaparkan artefak-artefak berharga dari berbagai dinasti. Beberapa di antaranya yang sangat memukau meliputi:
– Dinasti Shang: Houmuwu Ding, perkakas perunggu terberat di dunia; bejana perunggu berbentuk persegi dengan empat kepala domba, yang menonjolkan desainnya yang rumit; dan bejana perunggu berbentuk kelelawar dari makam Fu Hao (abad ke-13 SM).
– Dinasti Zhou: Panci air perunggu besar dan langka dari Dinasti Zhou Barat; dan Baskom perunggu besar Guo Jizi.
– Dinasti Han: Jas pemakaman giok bertali benang emas; dan ukiran batu yang menggambarkan paviliun di tepi sungai yang dihuni ikan, kura-kura, dan unggas air.
– Dinasti Yuan: Meriam perunggu bertuliskan tahun ke-3 era Zhiyuan (1332).
– Dinasti Ming dan Qing: Porselen biru dan putih; dan jambangan porselen dihiasi kapur berwarna dari masa pemerintahan Kaisar Qianlong.

– Zaman Negara-Negara Berperang: Turus perunggu dengan tulisan bertatahkan emas dari Negara Bagian Chu.
– Jalur Sutra: Koleksi yang merepresentasikan jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Tiongkok dengan dunia Barat.
– Dinasti Ming: Mahkota phoenix milik istri Kaisar, yang dihiasi emas dan gambar naga.
Museum Nasional Tiongkok bukan hanya salah satu museum terbaik di Asia, melainkan juga termasuk yang terbesar di dunia.

Bangunan utamanya yang megah memadukan arsitektur modern dan tradisional Tiongkok. Selain ruang pameran, terdapat auditorium, perpustakaan, toko suvenir, dan kafe.
Pengunjung dari berbagai generasi, mulai dari lansia hingga generasi alfa, memenuhi museum ini, menunjukkan daya tarik sejarah dan budaya Tiongkok yang begitu kuat.
Museum ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa Tiongkok dalam membangun peradaban yang maju dan tangguh.
Indonesia Patut Diperkenalkan Lebih Luas Ke Dunia
Kunjungan ini menginspirasi rombongan untuk berharap agar Indonesia memiliki Museum Nasional yang lebih lengkap dan luas, setara dengan museum-museum terbaik di Asia Tenggara.
Kekayaan sejarah, budaya, tradisi, adat, agama, dan keindahan alam Indonesia patut diperkenalkan lebih luas kepada dunia.
Lebih penting lagi, generasi muda Indonesia perlu mencintai dan menjaga sejarah bangsa, membangun pemahaman akan nilai-nilai luhur, dan memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Sejarah, sebagai guru kehidupan, memberikan pelajaran berharga untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Yuni Naibaho
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.