Tim Medis FK UISU menuju Desa Sibara-bara melalui jalur ekstrem pascabencana, menggunakan kendaraan off-road sekitar 1,5 jam dari ruas Jalan Lintas Utama Pantai Barat Sumatera Utara. Waspada.id/Ist
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
TAPANULI SELATAN (Waspada.id): Tim Medis Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) mampu tembus desa terpencil Sibara-bara, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) .
Hadirkan layanan kesehatan dari FK UISU tersebut mendapat sambutan antusias dari warga setempat.
Sebab, bagi korban banjir bandang di Tapsel maupun daerah lainya sangat butuh layanan kesehatan.
Apalagi, banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera Utara pada akhir November 2025 meninggalkan jejak panjang. Bukan hanya rumah dan lahan yang rusak, tetapi juga kesehatan warga yang perlahan tergerus di tengah keterbatasan layanan.
Warga Desa Sibara-bara tampak antusias mengikuti sesi edukasi dan layanan kesehatan yang diberikan Tim Medis FK UISU, sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabanjir bandang akhir November 2025. Waspada.id/IstDi balik medan ekstrem yang tak bersahabat, terdapat satu desa terpencil yang nyaris “terputus” dari akses kesehatan yakni Desa Sibara-bara, Kecamatan Angkola Sangkunur. Tapi, pada 22 Desember 2025, harapan warga yang terdampak banjir badang itu akhirnya benar-benar tiba.
Tim medis dari FK UISU hadir membawa misi kemanusiaan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi dan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak banjir.
Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh dr. Ramadhan Bestari, M. Biomed. Kegiatan itu terlaksana berkat dukungan hibah pendanaan dari DPPM Dirjen Risbang Kemendiktisaintek RI.
Namun, perjalanan menuju Sibara-bara menjadi ujian tersendiri. Untuk menjangkau desa tersebut, tim harus menggunakan mobil berjenis off-road dan menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari ruas Jalan Lintas Utama Pantai Barat Sumatera Utara yang menghubungkan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Kabupaten Mandailing Natal.
Jalur yang ekstrem, kondisi pascabencana, dan medan yang berat membuat setiap kilometer terasa menegangkan. Meski negitu, tim tetap melaju, sebab di ujung perjalanan, ada masyarakat yang menanti.
Setibanya di lokasi, suasana desa seketika hidup. Warga berbondong-bondong datang, ada yang menggandeng anak-anak, sebagian lain datang dengan raut lelah yang masih menyimpan kecemasan pasca banjir. Antusiasme itu terasa nyata, seolah kehadiran layanan kesehatan menjadi jawaban atas penantian panjang. Sejak bencana terjadi, warga mengaku masih sangat membutuhkan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan medis, terutama untuk keluhan yang muncul setelah terdampak banjir.
Dalam kegiatan tersebut, tim memberikan edukasi kesehatan sekaligus membuka pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat. Di tengah keterbatasan fasilitas dan jauhnya jarak dari pusat layanan, kehadiran tenaga medis menjadi penegas bahwa warga desa terpencil pun tidak dibiarkan berjuang sendiri menghadapi dampak bencana.
Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, SE.Ak., MM., CA, turut hadir meninjau sekaligus berpartisipasi dalam rangkaian layanan kesehatan bersama Ketua Tim Medis, dr. Ramadhan Bestari, M. Biomed., pada kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Sibara-bara. Waspada.id/IstAgar layanan berjalan efektif dan tepat sasaran, kegiatan ini turut dilaksanakan dengan koordinasi bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan, serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Tapanuli Selatan. Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi langkah penting untuk memastikan layanan yang diberikan terhubung dengan sistem kesehatan daerah. Sekaligus memperkuat respons pemulihan pascabencana.
Kegiatan kemanusiaan tersebut juga mendapat perhatian langsung dari Bupati Tapanuli Selatan, H. Gus Irawan Pasaribu, SE.Ak., MM,CA. Bahkan, ia turut hadir dan meninjau kegiatan. Kehadirannya menjadi simbol dukungan pemerintah daerah terhadap upaya pemulihan warga terdampak banjir, sekaligus menyuntikkan semangat bagi masyarakat Desa Sibara-bara yang tengah berjuang untuk bangkit.
Melalui kegiatan ini, Tim Medis FK UISU menegaskan bahwa pengabdian bukan sekadar program, melainkan kehadiran nyata di lokasi yang paling membutuhkan, meski akses harus “ditaklukkan” terlebih dahulu. Di Sibara-bara, layanan kesehatan tidak hanya menyentuh tubuh yang lemah pascabanjir, tetapi juga menyentuh hal yang kerap luput diperhatikan: rasa aman dan harapan warga untuk kembali pulih. (id.28)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































