Jakarta, CNBC Indonesia — Emiten pertambangan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) buka suara soal alasan penjualan tambang emas milik anak usaha, PT Arafura Surya Alam (ASA) kepada anak usaha PT United Tractors Tbk. (UNTR).
Dalam keterbukaan informasi, BEI mempertanyakan dampak strategis dari pelepasan ASA. Bursa menilai ASA merupakan entitas anak dengan nilai aset jauh lebih besar dibandingkan dengan entitas anak lainnya, PT Mulia Bumi Persada (MBP) dan PT Mulia Bumi Seruyung (MBS), sehingga perlu penjelasan mengenai arah bisnis PSAB ke depan.
Menjawab pertanyaan tersebut, manajemen PSAB menegaskan ASA adalah pemegang saham langsung MBP dengan kepemilikan 99,98%. Namun, ASA tidak memiliki kepemilikan saham di MBS, baik secara langsung maupun tidak langsung.
PSAB menjelaskan bahwa saat ini ASA masih dalam tahap konstruksi pembangunan tambang emas dan belum berproduksi. Sementara itu, MBP dan MBS bahkan belum memiliki izin pertambangan.
"Sehingga pelepasan ASA tidak berdampak terhadap operasional Perseroan. Dengan pelepasan ASA, Perseroan akan fokus kepada tambang-tambang Perseroan yang sudah berproduksi, namun Perseroan selalu terbuka untuk setiap peluang usaha yang baru," sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin, (22/9/2025).
Adapun nilai transaksi didasarkan pada enterprise value sebesar US$540 juta. PSAB menekankan angka tersebut merupakan hasil kesepakatan antara pihak pembeli dengan perusahaan.
Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan rencana akuisisi saham dalam dua entitas pertambangan emas melalui anak usahanya. Transaksi ini dilakukan pada 12 September 2025 dengan nilai perusahaan mencapai US$ 540 juta atau sekitar Rp 8,85 triliun.
Dalam transaksi ini, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), anak usaha UNTR, menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT J Resources Nusantara Tbk(PSAB). Perjanjian tersebut mencakup pembelian 99,99996% saham Arafura Surya Alam yang bergerak di bidang pertambangan emas.
Selain itu, PT Energia Prima Nusantara (EPN), anak usaha UNTR lainnya, juga menandatangani perjanjian serupa dengan Jimmy Budiarto. EPN berencana membeli 0,00004% saham ASA serta 0,2% saham PT Mulia Bumi Persada (MBP) yang dimiliki Jimmy, di mana MBP merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki bersama ASA dan Jimmy.
Nilai perusahaan sebesar US$540 juta tersebut mencakup pembelian saham, nilai hutang pemegang saham dari JRN kepada ASA, serta akan disesuaikan dengan kondisi neraca ASA pada saat penyelesaian transaksi. Proses penyelesaian ditargetkan paling lambat pada 23 Desember 2025 atau waktu lain sesuai kesepakatan para pihak.
"Tujuan Rencana Transaksi ini adalah untuk perluasan bisnis Perseroan di bidang mineral," sebagaimana disebutkan dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin, (16/9/2025).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Bukti Gonjang-ganjing Trump Bikin Bisnis Tambang Emas Melejit