JAKARTA (Waspada.id): Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kredit perbankan hingga Juni 2025 mencapai Rp7.080 triliun, atau tumbuh 7,77% secara tahunan (year on year/YoY).
Hal tersebut diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK, Senin (4/8/2025).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
“Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi 12,53% diikuti kredit konsumsi 8,49% sedangkan kredit modal kerja tumbuh 4,45% [YoY],” ungkap Dian, Senin Sore (4/8/2025).
Dari sisi kepemilikan, Dian menyebut bahwa kredit bank umum swasta nasional domestik tumbuh paling tinggi yakni 10,78% (YoY).
Kemudian dari sisi debitur, kredit korporasi tercatat tumbuh 10,78%, sementara kredit UMKM tumbuh 2,18% di tengah upaya perbankan fokus terhadap pemulihan kualitas kredit UMKM.
Lebih lanjut, dari sisi penghimpunan dana, Dian mengungkap, Dana Pihak Ketiga (DPK) per Juni 2025 mencapai Rp9.329 triliun, tumbuh 6,96% (YoY) dari Rp8.722 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 86,40% pada Juni 2025, naik dari Juni 2024 yakni 85,74% tetapi menurun dari posisi Mei 2025 yang sebesar 88,16%.
Hal ini menunjukkan ruang intermediasi perbankan masih cukup longgar untuk mendorong ekspansi kredit lebih lanjut.
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) per Juni 2025 tercatat sebesar 25,81%.
Meskipun sedikit turun dari bulan sebelumnya yakni 25,48%, rasio ini masih berada jauh di atas ambang batas minimum yang ditetapkan regulator, menandakan perbankan nasional masih memiliki ketahanan modal yang kuat.
OJK juga melaporkan bahwa kinerja profitabilitas perbankan nasional mulai menunjukkan perbaikan pada Juni 2025, meskipun tekanan pada margin bunga bersih masih terasa.
Di sisi lain, risiko kredit dan likuiditas dinilai tetap terkendali. Berdasarkan data OJK, rasio net interest margin (NIM) per Juni 2025 tercatat sebesar 4,48%, naik tipis dari bulan sebelumnya yang berada di level 4,45%. Tapi secara tahunan, posisi ini masih lebih rendah dibandingkan NIM Juni 2024 yang mencapai 4,57%.
Sementara itu, rasio return on asset (ROA) juga meningkat dari 2,51% pada Mei 2025 menjadi 2,58% di akhir Juni 2025. Meski belum kembali ke level Juni 2025 yakni 2,66%, perbaikan ini menjadi sinyal positif pemulihan profitabilitas industri.
Kredit BNPL Naik 29,75 Persen
OJK juga mencatat, kredit beli sekarang bayar nanti (Buy Now Pay Later/BNPL) perbankan mencapai Rp22,99 triliun pada Juni 2025. Capaian itu naik 29,75% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan, porsi kredit buy now pay later perbankan tercatat sejumlah 0,28% dari total kredit.
“Untuk porsi buy now pay later perbankan tercatat 0,28%, namun turut mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” ungkap Dian dalam Konferensi Pers RDK, Senin (4/8/2025).
Dian mengatakan, baki kredit BNPL per Juni 2025 sebagaimana dilaporkan dalam SLIK tumbuh 29,75% secara tahunan, menjadi Rp22,99 triliun. Tercatat, jumlah rekening pada periode tersebut mencapai 26,96 juta. (Id88)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.