Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan (Korsel) akan menggelar pemilihan presiden secara resmi pada 3 Juni mendatang. Pemilu dadakan ini terjadi setelah Yoon Suk Yeol resmi dipecat dan dimakzulkan dari jabatannya pekan lalu.
"Pemerintah bermaksud untuk menetapkan tanggal 3 Juni sebagai hari pemilihan presiden ke-21," kata Penjabat Presiden Han Duck Soo dalam rapat kabinet, seperti dikutip Reuters pada Selasa (8/4/2025).
Han menyebutkan beberapa faktor seperti waktu yang dibutuhkan partai politik untuk mempersiapkan acara tersebut. Sebagai informasi, undang-undang mengharuskan pemilihan presiden baru diadakan dalam waktu 60 hari jika jabatan tersebut kosong.
Di sisi lain, para calon kandidat presiden mulai bermunculan dan menunjukkan kemampuan mereka. Lalu siapa saja?
Menteri Ketenagakerjaan Kim Moon Soo termasuk di antara segelintir calon yang telah mengisyaratkan niat mereka untuk mencalonkan diri. Ia mengundurkan diri dari jabatannya pada Selasa dan mengatakan bahwa ia akan meluncurkan kampanyenya.
Meskipun saat ini secara resmi bukan anggota Partai Kekuatan Rakyat milik Yoon, Kim telah memperoleh suara lebih banyak. Bahkan lebih baik daripada pesaing konservatif lainnya.
"Saya mengajukan pengunduran diri dan memutuskan untuk mencalonkan diri karena rakyat menginginkannya, orang-orang yang saya kenal menginginkannya, dan saya merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan kesulitan nasional," kata Kim kepada wartawan.
"Kondisi ekonomi selama "krisis nasional yang parah" merugikan mata pencaharian masyarakat," tambahnya.
"Saya pikir semua politisi dan masyarakat harus bersatu untuk mengatasi krisis dan bekerja sama untuk membantu negara berkembang lebih jauh," kata Kim.
Selain itu, Ahn Cheol Soo, seorang anggota parlemen PPP yang merupakan orang pertama yang memberikan suara untuk pemakzulan Yoon, juga menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri pada Selasa. Ia mengatakan bahwa ia adalah "kandidat yang lebih bersih daripada siapa pun".
Ia juga berjanji untuk mengamankan mesin pertumbuhan ekonomi baru. Termasuk kecerdasan buatan, untuk melawan kebijakan perdagangan Trump.
Ahn bertarung dalam tiga pemilihan presiden terakhir, memenangkan lebih dari 21% suara rakyat pada tahun 2017, tetapi mengundurkan diri dan mendukung kandidat lain dalam dua pemilihan lainnya. Ia tidak memperoleh suara yang cukup tinggi untuk dimasukkan dalam sebagian besar survei terkini.
Kim dan Ahn akan bergabung dengan kandidat konservatif yang berusaha mengatasi pemakzulan kedua partai mereka dalam beberapa masa jabatan presiden. Sebelumnya, Park Geun Hye yang konservatif dimakzulkan, dicopot dari jabatannya, dan dipenjara pada tahun 2017 karena skandal korupsi.
Selain itu, Lee Jae Myung, pemimpin populis Partai Demokrat liberal yang kalah dari Yoon dengan selisih tipis pada tahun 2022, juga jadi calon terdepan. Tetapi menghadapi tantangan hukumnya sendiri.
Ini termasuk beberapa persidangan atas tuduhan seperti melanggar undang-undang pemilu dan penyuapan. Meskipun demikian, ia diperkirakan akan mengundurkan diri sebagai pemimpin DP dan mendeklarasikan pencalonannya paling cepat minggu ini.
Sebuah jajak pendapat Gallup yang dipublikasikan pada Jumat menunjukkan 34% responden mendukung Lee sebagai pemimpin berikutnya. Sementara 9% mendukung Kim, 5% memilih mantan pemimpin PPP Han Dong Hoon, 4% memilih wali kota Daegu Hong Joon Pyo, dan 2% memilih wali kota Seoul Oh Se Hoon.
Yoon dicopot oleh Mahkamah Konstitusi karena melanggar tugas resminya dengan mengeluarkan dekrit darurat militer pada tanggal 3 Desember dan memobilisasi pasukan dalam upaya untuk menghentikan proses parlemen.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Korsel Tawarkan Tambah Impor AS, Tarik Ulur Tarif Dengan Trump
Next Article Badai Salju Hebat Hantam Korsel, 4 Tewas-Penerbangan Ditunda