Kondisi Rumah Dinas Guru SDN Lae Ikan Semakin Parah

7 hours ago 5

SUBULUSSALAM (Waspada): Kondisi Rumah Dinas Guru SDN Lae Ikan (Peninggalan Sekolah Inpres) di Kampong Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam semakin parah dan seperti lepas dari perhatian dari pemerintah setempat.

Demikian antara lain hasil penelusuran Tim Monitoring Pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Subulussalam, Muhammad Nasir, S.PdI, M.Pd ke SDN Lae Ikan, Jumat (9/5).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Sangat memprihatinkan, ada yang tak layak lagi digunakan dan ada yang sudah rubuh”, aku Muhammad Nasir kepada Waspada, Sabtu (10/5).

Dikatakan, andai kata ada saja sedikit kebijakan dari pemangku kebijakan selama ini, kondisinya diyakini tidak separah sekarang. Lebih miris, kata Nasir, sejumlah guru yang mengajar di sekolah berjarak antara 20 s/d 30 km dari pusat Kota Subulussalam ini, tidak berdomisili di Kampong Lae Ikan tersebut.

KONDISI SDN Bawan, Sultan Daulat. (Waspada/Ist)

“Hampir 99,9 persen gurunya tidak berdomisili di lokasi sekolah. Ada yang tinggal di Kecamatan Simpang Kiri dan Penanggalan. Selain itu, ada guru tidak memiliki kendaraan sehingga untuk pergi dan pulang sekolah menumpang kendaraan teman atau memanfaatkan jasa angkutan umum Aceh – Sumut,” kata Nasir.

Meskipun bangunan rumah dinas guru itu peninggalan SD Inpres beberapa tahun silam, dipastikan tak harus dibiarkan sampai hancur lebur. Pasalnya, jika bangunan itu direnovasi atau bahkan harus dibangun baru manfaatnya semata-mata untuk pendidikan juga.

Menurut Nasir, seyogyanya SDN Lae Ikan yang berada di daerah perbatasan, pantas dijadikan aikon atau contoh bangunan bahwa pendidikan diutamakan di daerah ini.

“Bukan justru seolah-olah jadi diterbelakangkan dan terkesan menjadi gambaran ‘Aikon Pintu Gerbang Total Kemiskinan Kota Sada Kata Subulussalam’.

Menurut Nasir, sama halnya dengan fakta di SDN Lae Ikan tersebut, juga ada di Kecamatan Rundeng, Sultan Daulat, Longkib dan Simpang Kiri, betapa rumah dinas guru rusak dan berangsur ditelantarkan.

Dikatakan, kondisi SDN Bawan, Sultan Daulat, meskipun gedung dan bangunan baru beberapa tahun, sangat memprihatinkan. Tak cuma itu, sekolah tidak dilengkapi MCK, mobiler dan pagar.

“Kami sebagai Pengawas Pendamping Sekolah hanya bisa mendengar curhatan para guru yang sedang fokus dan gigih untuk mencerdaskan putra-putri bangsa. Meski harapan ada, tetapi hanya setitik embun,” pesan Nasir, berharap di era Pemerintahan Haji Rasyid Bancin – M. Nasir (Rabbani) semua keprihatinan ini mendapat perhatian serius.

Waspada belum berhasil mendapat informasi dari Kepala SDN Lae Ikan, Anis menyangkut kunjungan tim monitoring Disdikbud Kota Subulussalam dan sejumlah hal terkait yang diperlukan, meski telah coba dikonfirmasi melalui pesan WA-nya, Minggu (11/5).

Catatan/berita Waspada dua tahun lalu, 9 Maret 2023 ‘Kondisi SDN, SMPN Lae Ikan Masih Memprihatinkan’, ternyata sampai saat ini makin parah.

Realisasi berbagai keluhan guru, situasi dan kondisi SDN Lae Ikan dan SMPN 2 Penanggalan ini masih sebatas janji pemerintah.

Para guru SDN dan SMPN 2 yang letaknya berdekatan saat itu mengetahui jika status dua sekolah ini berkategori daerah terpencil (dacil), meski kerap dijanjikan tunjangan tambahan sebagai guru terpencil, hasilnya masih nihil.(b17)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |