Jakarta, CNBC Indonesia - Gaya hidup liburan mewah yang dipamerkan generasi Z di media sosial ternyata tak selalu mencerminkan kondisi sebenarnya. Bagi sebagian anak muda, foto-foto liburan di hotel bintang lima dan resor mewah hanyalah hasil strategi membangun citra, bahkan ada yang berujung pada utang.
Co-Founder Venture Smarter, Jon Morgan menuturkan pengalamannya saat membimbing seorang pengusaha Gen Z berusia 23 tahun. Selama 1,5 tahun, perempuan itu menciptakan persona sebagai traveler mewah dengan gaya hidup setara US$500.000 per tahun. Kenyataannya, pengeluarannya hanya sekitar US$12.000 per tahun.
"Dia akan memesan tiket harian seharga US$200 di klub pantai eksklusif di Miami, lalu dalam enam jam ia bisa mengambil ratusan foto. Foto-foto itu diposting selama delapan minggu seolah-olah ia rutin menginap di resor mewah," kata Morgan dikutip dari CNBC Travel.
Tak hanya itu, perempuan tersebut juga menyuap concierge hotel dengan tip US$50 agar diizinkan masuk ke area rooftop pool dan lobi hotel bintang lima seperti Four Seasons untuk sesi foto 30 menit. Hasilnya efektif. Akun Instagram miliknya tumbuh hingga 85.000 followers, lalu berujung kontrak kerja sama brand senilai US$180.000 per tahun.
Fenomena ini sejalan dengan data pengeluaran Gen Z. Menurut tinjauan Squaremouth, anak muda generasi ini menghabiskan rata-rata US$11.766 (Rp180 juta) untuk liburan musim panas 2024, lebih tinggi dibanding generasi lain. Namun, survei Bankrate 2025 menunjukkan 31% Gen Z berencana berutang demi membiayai liburan musim panas mereka.
"Alih-alih mendokumentasikan seluruh perjalanan, mereka hanya menonjolkan momen yang paling Instagrammable," jelas Direktur Travelosei, Mohd Rizwan.
Daniel Rivera, manajer properti asal AS, mengaku punya pengalaman serupa. Salah satu penyewa apartemennya memamerkan foto liburan di Airbnb seharga US$400 per malam di Miami, padahal ia menunggak sewa US$1.800 selama tiga minggu. Belakangan, penyewa itu mengaku menyewa vila tersebut hanya semalam bersama enam teman demi foto-foto kolam renang yang tampak seperti liburan seminggu penuh.
Rivera menambahkan, aplikasi penyewaan rumah dari Gen Z seringkali menunjukkan riwayat pinjaman pribadi dengan keterangan "vacation funding". Ia menemukan sekitar 30% lebih banyak pengajuan pinjaman semacam itu, bahkan tak jarang disertai rasio utang terhadap pendapatan yang tinggi dan kartu kredit yang sudah mendekati limit.
Fenomena ini juga ramai dibahas di forum Reddit. Banyak warganet bertanya-tanya bagaimana Gen Z bisa membiayai perjalanan mewah di usia belasan hingga awal 20-an. Jawabannya ternyata tidak selalu dari penghasilan, melainkan juga dari trik foto, utang, atau bahkan ilusi gaya hidup yang dibangun di media sosial.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Perusahaan Pecat Karyawan Gen Z, Ternyata Ini Penyebabnya