Solidaritas lintas daerah kembali ditunjukkan oleh Ketua Masyarakat Pembela Tanah Waqaf Sumatera Utara, bersama tim yang berada di bawah koordinasi langsung Ketua Abdul Latif Balatif, SE. dengan bergandengan tangan bersama Tim Ukhuwah Al Fatah Rescue UAR yang dipimpin Ir. Edy Wahyudi, dalam aksi kemanusiaan merenovasi Masjid/Meunasah As-Syura yang rusak parah akibat banjir bandang. Waspada.id/ist
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
ACEH TAMIANG (Waspada.id): Solidaritas lintas daerah kembali ditunjukkan oleh Ketua Masyarakat Pembela Tanah Waqaf Sumatera Utara, bersama tim yang berada di bawah koordinasi langsung Ketua Abdul Latif Balatif, SE. dengan bergandengan tangan bersama Tim Ukhuwah Al Fatah Rescue UAR yang dipimpin Ir. Edy Wahyudi, dalam aksi kemanusiaan merenovasi Masjid/Meunasah As-Syura yang rusak parah akibat banjir bandang.
Masjid yang terletak di Desa Tanjung Karang Baru, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tersebut sebelumnya tenggelam dan terendam lumpur akibat terjangan banjir bandang, sehingga tidak lagi layak digunakan sebagai pusat ibadah dan kegiatan keagamaan masyarakat setempat.
Ketua Masyarakat Pembela Tanah Waqaf Sumatera Utara, Abdul Latif Balatif, SE. menegaskan bahwa masjid bukan hanya bangunan fisik, melainkan jantung spiritual, sosial, dan moral umat. “Masjid adalah simbol persatuan dan kekuatan umat.
Ketika masjid terdampak bencana, maka menjadi kewajiban moral kita bersama untuk hadir, membantu, dan memulihkannya. Ini bukan sekadar renovasi bangunan, tetapi pemulihan harapan,” ujar Abdul Latif Balatif SE.
Sementara itu, Ir. Edy Wahyudi, selaku koordinator Ukhuwah Al Fatah Rescue UAR, menyampaikan bahwa sinergi ini merupakan bentuk nyata kolaborasi kemanusiaan berbasis keikhlasan dan gotong royong, tanpa sekat organisasi, wilayah, maupun latar belakang.
“Kami bergerak bukan atas nama kelompok semata, tetapi atas nama kemanusiaan dan kepedulian terhadap rumah ibadah yang menjadi tempat bersujud masyarakat,” ungkapnya.
Renovasi Meunasah As-Syura meliputi pembersihan lumpur, perbaikan struktur bangunan, lantai, dinding, serta fasilitas penunjang ibadah.
Kegiatan ini melibatkan relawan lokal, tokoh masyarakat, serta pemuda desa, yang secara bersama-sama bahu-membahu menyelesaikan pekerjaan.
Ajakan Diplomasi Kemanusiaan
Melalui aksi ini, Masyarakat Pembela Tanah Waqaf Sumatera Utara dan Ukhuwah Al Fatah Rescue UAR mengajak:
Pemerintah pusat dan daerah, Badan usaha dan BUMN/BUMD, Organisasi keagamaan, filantropi, dan kemanusiaan, Tokoh nasional dan diaspora Aceh,untuk ikut serta dalam diplomasi kemanusiaan, memperkuat kolaborasi lintas sektor guna membantu pemulihan rumah ibadah dan fasilitas sosial yang terdampak bencana alam di berbagai daerah Indonesia.
“Bencana tidak memilih siapa korbannya, dan kemanusiaan tidak boleh memilih siapa yang dibantu. Saatnya kita bersatu dalam kepedulian,” tutup Abdul Latif Balatif SE.
Aksi ini menjadi bukti bahwa solidaritas bangsa Indonesia masih hidup, dan kepedulian terhadap rumah ibadah adalah bagian dari menjaga nilai persatuan, keimanan, dan kemanusiaan. (id06/rel)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































